Connect with us

Pengamat Politik: Benyamin Bisa Jadi Kuda Hitam

COBLOS

Pengamat Politik: Benyamin Bisa Jadi Kuda Hitam

ben_horse_mtq2014_head18.143.23.153- Keputusan Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mendaftar bakal calon walikota ke Partai Demokrat dianggap mengejutkan publik. Bang Ben—panggilan Benyamin Davnie—bisa menjadi kuda hitam. Bahkan, pengamat politik menilai pamor Bang Ben mulai moncer.

Di dunia politik, kuda hitam dianggap sebagai sosok alternatif yang diyakini mampu mengemban aspirasi rakyat serta menjadi harapan masyarakat untuk memperbaiki keadaan. Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Djaka Badranaya mengatakan, keputusan Bang Ben untuk terlibat dalam Pilkada Tangsel 2015 seirama dengan konstelasi politik saat ini.

“Saya kira pertimbangannya sama dengan NasDem Tangsel menolak pendaftaran Airin. Sederhana saja, Airin saat ini, tak sehebat dua tahun lalu,” katanya, kemarin.

Djaka mengatakan, kini Airin memiliki persoalan hukum yang membelit keluarganya. Realitas ini tak bisa ditutup-tutupi karena sudah mendapat preseden kurang baik dari publik.

“Faktanya Airin masih kuat. Tapi persoalan keluarga oleh banyak kandidat dipertimbangkan. Bisa jadi, termasuk Bang Ben pun, konteksnya itu,” kata Djaka.

Selain itu, pilihan Bang Ben terjun ke Pilkada Tangsel kemungkinan atas permintaan Airin Rachmi Diany. Menurut Djaka, bisa saja Airin meminta Bang Ben turut campur dalam pilkada sebagai  kongsinya nanti. “Bisa jadi ini bagian dari skenario incumbent. Ia bisa jadi mewakili incumbent manakala tidak bisa mencalonkan diri karena parpolnya bermasalah,” terangnya.

Lepas dari itu, Djaka menilai Bang Ben memiliki kans bagus dalam kancah Pilkada Tangsel kali ini untuk bermain sendiri. Menurutnya, jika sejumlah tokoh saat ini yang berlatar belakang birokrat  muncul dan benar-benar maju, maka Bang Ben tak kalah pamor.

Secara infrastruktur, Bang Ben lebih diuntungkan karena incumbent. “Katakan saja begini, ada Arsid, Shaleh (mantan penjabat Walikota Tangsel). Mereka boleh dikatakan birokrat. Ketika kedua birokrat ini maju, maka menjadi tidak maksimal jika Bang Ben juga ikut maju,” jelasnya, seraya mengatakan, inilah alasan ia mempertimbangkan Bang Ben maju karena permintaan Airin.

Menurut Djaka, Arsid memang diuntungkan karena memiliki memori masa lalu. Keterlibatannya dalam Pilkada Tangsel 2010 silam membuat Arsid diuntungkan dari segi popularitas.

Namun begitu, Bang Ben juga tak kalah. Ia memiliki pamor dalam pembangunan Tangsel empat tahun ke belakang. Dalam konteks ini, jika birokrasi bisa menjadi salah satu kekuatan, maka Bang Ben paling mungkin diuntungkan.

“Kalau personal leadership, Arsid juga kurang mengakar. Sementara Bang Ben, saya kira cukup mengakar, ia dewasa, mengemong, kebapakannya ada,” katanya.
Yang lebih menguntungkan, kata Djaka, , saat ini Bang Ben masih menjabat sebagai wakil walikota.

Secara senioritas, ketimbang Arsid, Bang Ben lebih tinggi sehingga suara birokrat yang jumlahnya cukup besar bisa jadi mengarah ke gerbong Bang Ben. “Kalau Shaleh juga belum tentu. Apakah basisnya masih kuat atau tidak, ia kan, sudah lama tidak berada di birokrasi Tangsel,” tuturnya. (src via tangeks/esa/bha)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top