Terkait Kasus Gizi Buruk, Dinkes Tangsel Dinilai Lamban Urus Kesehatan Warganya

Kasus Gevira (3), bocah Tangsel penderita gizi buruk dan tumor yang saat ini ditangani intensif oleh pihak RSUD Kabupaten Tangerang, dikarenakan tidak tersedianya alat bedah Digestive di RSUD Tangsel adalah hal tersebut bukti Pemkot Tangsel dalam hal ini Dinas Kesehatan menyerah dengan keadaan.

Mengutip redaksi nonstopsews, hal tersebut dikatakan Djaka Badranaya, pengamat sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat Tangsel, bahwa untuk kebutuhan kesehatan masyarakat jangan menunggu pembangunan atau naiknya tipikal rumah sakit.

“Seharusnya untuk kesehatan masyarakat, pemerintah jangan menunggu pembangunan gedungnya, kelengkapan alatnya, tetapi membuat regulasi dan koordinasi dengan rumah sakit swasta, agar mereka turut membantu meningkatkan kesehatan masyarakat,” kata Djaka, Kamis (23/11/2017).

Kasus Gevira merupakan tamparan keras bagi Pemerintah Kota Tangsel, karena dengan alasan keterbatasan alat, Gevira bocah penderita gizi buruk dan tumor harus dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang.

“Harusnya pemerintah dapat memfasilitasi Gevira untuk dapat dirawat di rumah sakit swasta. Pemerintah yang koordinasi. Saya rasa banyak rumah sakit swasta di Kota Tangsel, yang bagus-bagus, masalahnya pemerintah mau atau tidak, untuk memfasilitasi,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Bappeda Kota Tangsel, Musni Ahyani menyatakan untuk memenuhi standarisasi rumah sakit yang memiliki peralatan yang cukup, harus dinaikan menjadi rumah sakit tipe A. Sementara di Tangsel sendiri, RSUD hanya bertipe C.

Mencoba menilik lebih dalam kapan Pemerintah Kota Tangsel dapat memiliki rumah sakit Tipe A. Melalui Musni Ahyani, pihaknya saat ini sedang berkonsentrasi untuk membangun gedung tiga pada RSUD Tangsel. Yang rencananya akan dibangun sampai akhir Desember 2017 dengan pagu Anggaran Pembangunan RSU Gedung 3 sebesar 235 milyar.

“Saat ini kami sedang konsentrasi membangun gedung tiga,” kata Musni, Kamis (23/11/2017). (NN (Ari)/Har)