Connect with us

Rekruitment Direksi PT. PITS, Pansel Terjebak Dalam Telunjuk Walikota

Yardin Zulkarnaen (Kemeja Merah) bersama ulama Banten

Info Tangsel

Rekruitment Direksi PT. PITS, Pansel Terjebak Dalam Telunjuk Walikota

Panitia seleksi (Pansel) rekruitmen Direksi PT. PITS (Pembangunan Investasi Tangerang Selatan) masih terjebak dalam telunjuk Walikota dan tidak terlepas dari keinginan sang penguasa.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, masih ada 10 nama yang mengikuti test wawancara pada kamis (12/8/2021) besok.

Tercantum dalam surat edaran bernomor 500/509-pansel/2021 tentang jadwal wawancara akhir peserta pengisian jabatan komisaris dan direksi pada PT. PITS yang diikuti oleh 10 nama.

5 calon komisaris peringkat pertama berdasarkan hasil profit and test proses seleksi masih ditempati oleh Maryono SE, M.Pd kemudian ada Dr. Susanto SH, MM, MH, Ir. Yusi Imam Mahendra, Winny Septiana Sari, S.Ikom, dan Dr (C) Chaerudin MM, M.Si, Ph.D.

Sementara, 5 calon direktur keuangan terbaik yang lulus berdasarkan proses hasil seleksi dan nilai masih diungguli oleh Agus Pramono S,Kom, kemudian ada Dian Yunita Dewi, SE, Agus Supadmo, SE, M.Si, Buchori Muslim SE, dan Mohamad Ikbal Prayoga, SE.

Aktifis dan tokoh Cipasera Yardin Zulkarnaen menilai, undangan hasil test akhir wawancara yang dilakukan oleh pansel sebagai bentuk Profesionalisme dan niat baik Walikota, untuk secepatnya mengumumkan calon Komisaris dan Direktur terpilih sebelum tanggal 17 Agustus.

“Namun ada sedikit ganjalan yang sangat disayangkan, mengapa undangan tersebut masih melampirkan susunan nama calon direksi PT PITS yang cacat prosedur. Sehingga, mencederai makna Profesionalisme dan momen kemerdekaan yang sebentar lagi sama-sama merayakan hari kemerdekaan RI ke 76,” kata Yardin kepada wartawan, Rabu (11/8/2021).

Menurut warga Tangsel, faktanya, panitia seleksi tidak pernah adil menyampaikan hasil nilai dan urutan tertinggi berdasarkan hasil proses seleksi yang ketat sebelumnya.

“Seolah masyarakat Tangsel masih terjajah oleh sekelompok elite politik, lalu dimana nilai-nilai Kemerdekaan itu. Kalau keinginan warga untuk merdeka dan berupaya menjadi lebih baik masih di belenggu oleh kepentingan Walikota,” imbuhnya.

Masih kata Yardin, Daftar nama dalam undangan dan wawancara oleh Walikota masih tertera nama yang sudah cacat prosedur seleksi, tetapi masih diberikan kesempatan untuk Proses wawancara.

“Dari sisi penilaian saja sudah aneh, kok bisa ada yang sudah cacat proses seleksi berada diurutan nomor teratas. Padahal ada peserta lain yang lebih layak setelah proses seleksi diikuti, bahkan mengikuti semua rangkaian prosedur dengan baik,” ungkap Yardin pemuda asal Ciputat, yang serius mengajak kalangan ulama dan tokoh masyarakat saat itu ingin memerdekakan Cipasera dari Kabupaten Tangerang (tahun 2006-2007).

Yardin menganggap miris dan ironis, lantaran masalah nilai-nilai calon direksi dari hasil proses seleksi yang telah berhasil dikeluarkan menjadi tidak berarti apa-apa.

“Saya yakin pasti ada peserta akan kecewa, dikarenakan peserta lain sudah datang sesuai schedule bahkan mempersiapkan diri, namun ternyata nilai mereka masih kalah dengan peserta yang telah cacat prosedur,” tegas Yardin.

Bagaimana bisa menjadi seorang direktur profesional, apabila ada peserta calon direksi yang tidak bisa mengatur manajemen waktunya. Dimana apresiasi terhadap peserta yang benar-benar bertanggung jawab dan disiplin dengan ketentuan panitia seleksi.

“Kok! Bisa, peserta calon direksi cacat prosedur dapat mengalahkan nilai calon-calon atau peserta yang lain yang sudah benar benar mengikuti semua agenda seleksi yang diberikan oleh pihak panitia seleksi dengan baik namun tidak dipandang sebagai keputusan mutlak panitia lalu dimana profesionalisme dan Kemerdekaan itu,” cetus Yardin.

Yardin berkeyakinan adanya intervensi dari yang berkuasa saat ini sangat kental dan lebih dominan dalam proses penyeleksian calon direksi PT PITS, padahal BUMD ini milik rakyat tangsel bukan milik pribadi.

“Apakah sesuatu yang dimulai dengan ketidak Profesionalan akan melahirkan orang-orang yang Profesional ( Good Process menghasilkan Good Result ). Perlu diingat, Bahwa PT. PITS punya masyarakat Tangsel bukan punya beberapa orang di kalangan tertentu,” papar Yardin.

“Memang benar, bicara PT PITS awalnya datang dari ide dan gagasan beberapa orang, tapi selanjutnya harus dikembalikan dan tetap kepemilikan adalah masyarakat Tangsel. Jangan sampai kita sadar pada saat semua sudah hancur dalam pemerintahan ini,” terang Yardin.

Yardin beranggapan, masyarakat sangat berharap PT. PITS di pimpin oleh Profesionalisme dan saling berlomba dalam kebaikan adalah sesuatu yang wajar. Mekanisme perekrutan harus di jalankan dengan benar dan Profesional.

“Cinta Tangsel jangan hanya menjadi slogan, apalagi di bulan Kemerdekaan ini. Cinta Tangsel harus bisa dibuktikan dengan Pembenahan, kepedulian dan Profesional. Mari kita mulai pelan-pelan dan bahu-membahu untuk masyarakat Tangsel yang transparan. Kami, Masyarakat sangat berharap Untuk Tangsel yang lebih baik,” pungkas Yardin. (Red/DZ).

To Top