Connect with us

Andi A. Dara Dorong Entrepreneur Muda Pahami Strategi Branding Di Era Digital

Info Tangerang

Andi A. Dara Dorong Entrepreneur Muda Pahami Strategi Branding Di Era Digital

Maraknya penggunaan smartphone atau telepon pintar di kalangan generasi milenial, harus dilihat sebagai media pemasaran efektif di era masa kini. Sebab, bukan lagi eranya pemasaran konvensional tapi era digital.

Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI, Andi Achmad Dara mengatakan, maraknya penggunaan smartphone saat ini menjadi media pemasaran yang paling efektif. Karenanya, para entrepreneur muda harus lebih memahami bagaimana strategi dalam memasarkan produk atau brandnya di era digital ini. Sehingga akan membuka jalan lebih lebar untuk mendapatkan hasil terbaik.

“Ini masanya digital, perubahan selalu terjadi dan kita harus menangkap momentum ini dalam usaha. Kita lakukan dengan strategi terbaik dan bisa memahami polanya dalam membangun brand dan memasarkan di era digital ini,” ungkap Andi saat menjadi keynote speech seminar bertajuk “Strategi Branding dan Digital Marketing” yang digelar oleh Tangsel Creative Foundation bersama Bank Indonesia (BI), di Bintaro, Tangerang Selatan, pada 1 Desember lalu.

Pria yang juga duduk  sebagai Anggota Komisi XI DPR RI ini menambahkan, pihaknya terus mendorong lembaga-lembaga keuangan negara, untuk membantu para entrepreneur muda dalam mengembangkan bisnisnya.  Terutama bagaimana melakukan pemasaran usaha yang tepat di era digital.

“Saya pasti akan mendorong para pengambil kebijakan dan penentu regulasi untuk menetukan alternative action yang berpihak pada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama anak muda di industri kreatif,” tutur Andi.

Mengamini pernyataan Andi Achmad Dara, Deputi Direktur Keuangan Inklusif Bank Indonesia, Ricky Satria mengatakan, sekarang ini Indonesia telah masuk lima besar negara dengan pertumbuhan penjualan smartphone dan pengunaannya sudah seperti virtual office atau ATM berjalan. Terlebih data menyebutkan, 30 persen orang Indonesia merupakan pengguna aktif internet. Dan itu menjadi market yang sangat potensial.

“Ini menjadi tantangan bagi kita dan ada kesempatan untuk mulai membuka bisnis. Jangan sampai kita hanya menjadi konsumen bukan produsen,” kata Ricky.

Ricky menambahkan, pada umumnya lima sampai 10 ide membuka usaha itu berawal dari start up. Banyak para pengusaha sukses mendapatkan ide dari belajar, mengamati kebutuhan publik dan juga dari berubahnya kebijakan pemerintah.

Namun ia juga mengingatkan agar masyarakat lebih mematangkan diri bila ingin membuka usaha. Ia menilai, tidak berkembangnya suatu start up disebabkan beberapa faktor. Antara lain tidak ada komitmen dari para pendirinya, managemen keuangan yang buruk, menyewa  jasa yang tidak berkualitas, tidak memahami perkembangan teknologi. “Serta tidak mengetahui ketentuan dari pemerintah,” tukas Ricky.

Turut hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut yaitu, CEO OY! Indonesia Jesayas Firnandus,  Founder Gambaran Brand dan Brand Adventure Indonesia, Arto Soebiantoro.  Joni Liu, Head Of Growth Qasir.id dan Founder Digitroops Indonesia, Fahd Pahdepie. (Dh).

To Top