Ciputat
Sambut HUT Pramuka Ke-60, Dispora Gelar Lomba Pionering Tingkat Kwarcab Tangsel
Pioneering adalah sebagai nilai tambah kecakapan (skill Scout), Pioneering itu sendiri sebagai suatu teknis ketrampilan kepramukaan dengan memanfaatkan tongkat dan tali untuk membentuk sebuah model/desin bentuk atau rangka.
Ada tujuh simpul dan tiga ikatan yang berfungsi untuk menyambungkan tiga ikatan yang berfungsi untuk menyambungkan dua tongkat atau lebih dengan bantuan tali.
Sekertaris Dinas Pemuda dan Olahraga, Syaifuddin menjelaskan, Adapun tujuannya adalah memberikan pendalaman materi tali temali dan rancamg bangun bagi anggota Pramuka Penegak dan Pandega di Kota Tangerang Selatan, ilmu kepramukaan dan untuk mengasah skill dalam membuat model sederhana yang bermanfaat, dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Contohnya adalah, membuat tandu, tiang bendera dan sebagainya,” ucap Ka Sapaan Akrabnya saat ditemui awak media, Minggu (21/11/21).
Tidak hanya itu, manfaat dari lomba Pioneering itu, untuk meningkatkan kekompakan, memupuk rasa kebersamaan, dan melatih kerja sama yang baik antar sesama anggota Pramuka. Kemudian mengaplikasikan pemikiran dalam merancang dalam suatu objek yang dapat berguna.
“Lomba Pioneering yang diselenggarakan oleh Dispora, telah berlangsung sejak tanggal 19 sampai 20 November 2021, dan diikuti oleh 4 Kwarran, yaitu Ciputat, Pondok Aren, Setu, dan Serpong,” imbuh Ka Sae yang juga Ketua KNPI Kota Tangsel.
Di sisi yang sama Kasi Kepramukaan, Ilham menjelaskan bahwa kegiatan HUT Pramuka ke-60 ada beberapa kegiatan. Pada hari pertama, yaitu pada tanggal 19 November 2021, diselenggarakan di SMKN 11 Kota Tangsel, hari kedua di SMKTI PGRI 11 Serpong.
Kriteria penilaian lomba Pioneering, yaitu ada 5 kriteria, yaitu, kesesuaian tema, kreativitas, kekuatan rangka atau simpul, kebenaran simpul dan kerapihan hasil bentuk dan rangka.
Untuk jumlah tongkatnya dibatasi sesuai dengan kesepakatan pada saat technical meeting. Sebelum lomba biasanya mengundang dari peserta dari beberapa Kwarran dan perwakilan sekolah (gugusdepan) dan kwarcab untuk membicarakan masalah teknis dan durasi waktu.
“Biasanya satu regu itu mendapatkan durasi waktu 45 menit, dan satu regu diisi 6 sampai 12 orang, Sebelumnya mereka membuat konsep dan menentukan temanya apa, diskripsinya apa, tujuannya apa, artinya apa, filosofi nya apa, dan dibuat miniaturnya,” jelas Ka Ilham.
Masih dalam penjelasan Ka Ilham, sebelumnya pihak pembina gugusdepan sudah mengajarkan, karena Pramuka merupakan bagian dari ekstrakulikuler wajib di sekolah. Untuk jumlah bambu yang akan digunakan dibatasi, kurang lebih sekita 26 sampai 40 tongkat.
“Masing-masing Kwarran mengirimkan 2 sampai 3 sekolah, satu sekolah mengirimkan 2 regu putra dan putri, satu regu ada yang berisi 6 orang sampai 12 orang,” pungkas Ka Ilham. (Eno).