Connect with us

Kiat Sukses Usaha Kuliner di Tangsel

Kuliner

Kiat Sukses Usaha Kuliner di Tangsel

peyek_kacang18.143.23.153- Nico Budianto adalah salah satu potret wirausahawan yang dengan gigih mengembangkan usaha peyek. Meski masih menggunakan cara konvensional, namun usahanya di wilayah Tangeran Selatan membuahkan hasil hingga puluhan juta.

Bagi Nico, kunci sukses berwirausaha adalah harus memiliki model bisnis yang jelas dan memiliki jaringan yang luas. Dia mengaku, aktif di komunitas BSD merupakan salah investasi tersendiri. Meski tidak digaji atau bahkan malah mengeluarkan uang, tenaga dan pikiran, namun dia bisa memperbanyak relasinya yang kelak bisa menjadi pintu baginya untuk memasarkan produk usahanya.

“Sebetulnya saya menjadi pendamping UKM dengan senang hati meluangkan waktu. Karena secara tidak langsung saya mempunyai benefit, yakni menambah peluang baru. Kita kenalan bisa tambah outlet di tempat mereka. Itu menurut saya salah satu kunci suksesnya,” tegasnya.

Nico menilai, komunitas-komuitas UMKM memiliki manfaat yang sangat besar bagi para pelaku usaha maupun bagi para pemula. Sebab, komunitas merupakan arena bagi para pelaku usaha khususnya UMKM untuk saling berbagi pengalaman dengan anggota lainya. Selain itu juga bisa menambah jaringan untuk mengembangkan penjualan usahanya.

Di Tangerang Selatan, Nico menilai perkembangan UMKM sangat pesat.  Utamanya bisnis kuliner tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Menurut Pria lulusan teknik Kimia Institut Teknologi Semarang (ITS), Tangsel memiliki potensi pasar yang cukup besar di tengah pembangunan pemukiman-pemukiman di wilayah suburban.

Kendati demikian, dia mengakui pelaku UMKM masih memiliki permasalahan. Di mana UMKM didorong untuk menggerakan roda perekonomian, tetapi di sisi lain sangat sulit untuk mendapatkan modal pinjaman dari bank.

“Ini suatu kebijakan yang kontraproduktif. Untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank syaratnya sangat ketat sehingga sulit untuk mengembangkan usaha,” keluh Nico.

Kemudian masalah infrastruktur juga menjadi tantangan. Kondisi jalan yang tidak memadai menyebabkan kemacetan parah. Kondisi itu menghambat orang yang ingin datang berwisata kuliner.

“Di Rawa Buntu misalnya, banyak berdiri rumah makan tetapi sering terjadi kemacetan dan sudah lama tidak terselesaikan sehingga orang banyak menghindari itu. Itu secara langsung mengurangi omzet,” kata dia.

Masalah lain yang dihadapi adalah banyak pelaku usaha yang belum melek teknologi serta proses perizinan yang rumit dan mahal.

“Perizinan di Tangsel lebih mahal daripada di Jakarta tapi masalah biaya sih relatif tapi yang lebih penting kemudahan dalam mengurus perizinan. Kita kadang mengurus saja malas karena ribet, belum lagi nanti harus keluar duit. Maka sebetulnya harus dipermudah jangan sampai dipersulit sehingga menghalangi UMKM untuk maju,” tuturnya.

Dan masalah yang lebih berat lagi, lanjut dia, adanya aturan baru dari pemerintah daerah yang melarang melakukan usaha di rumah. Peraturan ini bertentangan dengan misi pemerintah yang ingin meningkatkan jumlah wirausaha.

“Kita ini kan home industri, kita belum mampu sewa gudang dan pabrik. Kita mulai usah dari rumah. Ini dipersulit nanti untuk membuat surat keterangan domisili usaha itu. Kita baru memulai usaha, pinjam modal aja susah,” tandasnya.

Nico berharap pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung pengembangan wirausaha. Sehingga UMKM, yang disebut pemerintah terbukti kuat menghadapi gejolak ekonomi global akhir-akhir ini, bisa terus berkembang. (wdi/okezone)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top