Connect with us

Raudhatul Makfufin Pencetak Al Quran Braille Pertama Di Tangsel

Edukasi

Raudhatul Makfufin Pencetak Al Quran Braille Pertama Di Tangsel

Yayasan Tunanetra Raudhatul Makfufin menjadi lembaga yang pertama kali bisa mencetak Al Quran Braille di Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten. Lokasinya berada di Jalan H Jamat Gang Rais, Buaran, Serpong. Dalam sehari, Yayasan Raudhatul Makfufin mampu mencetak sekitar 3 sampai 4 set Al Quran.

Ahmad selaku ketua pembina yayasan menceritakan sejarah percetakan Al Quran Braille di Indonesia hingga akhirnya masuk ke Tangsel, Sabtu (21/5/2016).

“Tahun 70an, Al Quran Braille hanya dicetak di Jogja. Itupun dengan produksi yang sangat terbatas. Sebab bahan bakunya mahal. Satu rim kertas Braillon (kertas khusus aksara Braille) seharga Rp 500 ribu di saat itu. Mungkin sekarang ya sekitar Rp 5 juta,” ujar Ahmad.

Satu rim kertas Braillon hanya mampu mencetak maksimal 2 juz Al Quran Braille saja, sehingga bisa dibayangkan betapa mahalnya Al Quran Braille per setnya.

“Al Quran Braille itu dijilid per juz. 1 juznya setebal Al Quran (buku) pada umumnya. Sementara itu, yang dimaksud satu set Al Quran Braille ya berarti dari juz 1 sampai 30, isinya ya 30 jilid (30 buku). Satu set Al Quran Braille biasanya (butuh packaging dengan) satu kardus berukuran 40 senti kali 60 senti,” papar Ahmad.

Yayasan Raudhatul Makfufin pertama kali mencetak Al Quran Braille pada tahun 2000. Menurut Ahmad, dibutuhkan keuletan dan perjuangan yang panjang untuk bisa mencetak Al Quran Braille sendiri.

“Awalnya kita ngajarin 10 orang awas (normal indranya) untuk belajar mengeja aksara Braille, baik Latin atau Arab. Nantinya, mereka kami siapkan untuk mengentry (menulis) Al Quran Braille ke dalam bentuk soft file di komputer. Tapi sayang semuanya mundur di tengah jalan dengan alasan tidak ada jaminan akomodasi dan transportasi dari kami,” seloroh Ahmad

Tak lama kemudian, muncul pemuda ikhlas bernama Zainal, alumnus Pesantren di Kediri Jawa Timur yang mau membantu Ahmad dan kawan-kawan mengentry Al Quran Braille. “Setelah Al Quran Braille berhasil dientry, kami pun menyebar proposal untuk memohon bantuan biaya percetakan. Alhamdulillah, Habibie (mantan Presiden RI) merespon dengan memberi bantuan dana sebesar Rp 75 Juta untuk membeli printer Braille,” jelas Ahmad.

Lambat laun, pemerintah semakin merespon perjuangan Ahmad untuk memperbanyak Al Quran bagi penyandang tunanetra. Kini, Yayasan Raudhatul Makfufin bisa mengirim Al Quran Braille hingga Singapura dan Afrika Selatan.

“harga satu Al Quran Braille di sini (Yayasan Raudhatul Makfufin) sekitar Rp 1,5 Juta. Harganya relatif murah karena ada subsidi kertas dari pemerintah dan donatur. Pemesan Al Quran Braille tidak sembarangan, jika tanpa acc (rekomendasi) dari donatur terkait, maka tidak bisa kami kirim. Kalo pun ada golongan reguler mau beli, ya nanti beda harganya,” pungkas Ahmad. (to/tl)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top