Connect with us

Ini Ponsel Pintar 4G Pertama Buatan Indonesia

Tekno

Ini Ponsel Pintar 4G Pertama Buatan Indonesia

Smartphone-Ivo-4G-LTE-Pertama-Buatan-Indonesia18.143.23.153- Ponsel pintar 4G bermerek Ivo merupakan handphone 4G pertama yang dibuat di Tanah Air dan akan dipasarkan dengan harga yang terjangkau.

“Bila dibandingkan dengan ponsel 4G merek lainnya, mana ada yang harganya dibawah Rp7 juta? Tapi kami menawarkan dengan kisaran harga Rp2 jutaan. Ini sesuatu yang luar biasa,” kata Direktur PT Tata Sarana Mandiri (TSM) Sam Ali, di Batam, Jumat.

Ponsel 4G LTE yang didesain oleh PT Tata Sarana Mandiri (TSM) dan diproduksi oleh PT Sat Nusapersada Tbk tersebut merupakan ponsel 4G pertama buatan Indonesia yang akan dilempar ke pasaran dengan harga di kisaran Rp2 jutaan.

Menurut dia, harga ponsel 4G di pasaran umumnya relatif mahal karena ponsel tersebut diproduksi oleh merek internasional dan memiliki spesifikasi yang tinggi.

Ponsel Ivo menyasar masyarakat dalam negeri yang ingin menikmati kecepatan koneksi 4G dengan harga yang terjangkau dan untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya mengurangi beberapa fitur yang tidak diperlukan.

Meski demikian, pihaknya memastikan bahwa ponsel produksinya tersebut dibuat dengan proses produksi yang berteknologi tinggi. “Namanya produksi HP 4G pasti pakai teknologi tinggi,” katanya.

Ponsel dengan layar berukuran lima inci ini memiliki resolusi QHD yaitu 960 X 540. “Jenis layarnya IPS dengan Dragon Glass jadi kuat, tidak mudah tergores,” katanya.

Kapasitas baterainya sebesar 2300 mAh yang kuat digunakan untuk memutar video streaming selama empat jam tanpa putus.

Ponsel ini ditenagai oleh prosesor 4 inti yaitu Qualcomm Snapdragon 400 dengan kecepatan 1,2 GHz, memori 1 GB, ruang penyimpanan 8 GB serta dilengkapi kamera beresolusi 8 MP.

Sementara untuk fitur seluler, Ivo menggunakan dual simcard dengan simcard pertama yang dapat digunakan untuk jaringan 4G, 3G atau 2G dan sim kedua yang hanya bisa digunakan untuk 2G.

Sementara dari segi komponennya, sebanyak 30 persen berasal dari komponen lokal. “70 persen sisanya masih komponen impor dari Tiongkok, AS, Taiwan, Korea dan Jepang,” katanya. (source via antara)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top