Connect with us

Sudah Diberi Beban 400 Ton Pasir, Gedung Panin Bintaro Tak Kunjung Roboh

Info Tangsel

Sudah Diberi Beban 400 Ton Pasir, Gedung Panin Bintaro Tak Kunjung Roboh

Proses pembongkaran gedung tua milik Panin Bank di kawasan Bintaro sektor 7, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan sudah dimulai sejak Jumat malam pekan kemarin. Namun hingga Senin (17/10) kemarin, gedung yang dijuluki gedung ‘hantu’ itu masih kokoh berdiri.

Dengan metode pembebanan yang dilakukan sejak hari pertama pembongkaran, Jumat 14 Oktober 2016, pelaksana proyek dari PT Wahana Infonusa meyakini, 4 jam setelah 150 ton karung pasir dibebankan ke atas bangunan itu maka gedung dipastikan roboh. Namun fakta berbicara lain, karena hingga memasuki hari Senin (17/10), gedung itu tetap berdiri kokoh.

Akibatnya, sejumlah warga sudah mulai mengeluhkan karena dampak adanya penutupan berbagai ruas jalan dalam proses pembongkaran gedung tersebut.

Menurut Manajer Projek PT Wahana Infonusa, Ari Yudhanto, molornya target perobohan gedung tua itu karena adanya perbedaan analisa spesifikasi bangunan gedung.
”Akibatnya pembebanan yang awalnya 150 ton karung berisi pasir kini ditambah menjadi 350-400 ton karung pasir,” ujarnya, Senin (17/10).

Penambahan karung pasir hingga 400 ton ini setidaknya memakan waktu hingga tiga hari ke depan. Dengan perhitungan, tiap harinya mampu mengirim 70 ton ke atas bangunan milik Panin Bank tersebut.

Menurutnya, hal itu merupakan hasil evaluasi pihak PT Wahana Infonusa dengan Tim Ahli Bangunan dari Pemkot Tangsel. Ari juga mengatakan, hasil koordinasi dengan Polres Kota Tangsel bahwa pekerjaan akan tetap dilakukan hanya saja dilakukan malam hari.

“Selain itu jalan juga tidak ditutup karena menimbulkan kemacetan parah. Jadi yang fly over enggak ditutup jalannya,” kata dia.

Selanjutnya, metode peruntuhan gedung tersebut akan menggunakan metode dinamis. Dimana selain membebani dengan pasir, akan digunakan juga penarik beton yang ada paling atas gedung.

“Kita pasang sling untuk ditarik betonnya, ini namanya pembebanan metode dinamis,” jelas Ari.

Ditanya apakah pihaknya salah hitung kekuatan gedung itu, Ari mengakui, hal itu karena secara umum gedung paling atas biasanya daya dukung bebannya sekitar 250 kilogram. Namun, ternyata sudah diperkuat menjadi 800 kilogram.

“Tapi sebenarnya bukan diluar perkiraan kita, hanya saja kita memang tidak dilengkapi gambar gedung. Sehingga kita melihat secara umum seharusnya daya dukungnya paling atas itu 250 Kg, ternyata sudah diperkuat menjadi 800 Kg,” terangnya.

Sedangkan saat ditanya efektifitas metode pembebanan, Ari mengatakan, meski teknik ini yang pertama kali dicoba di Indonesia. Dia menjamin teknik ini merupakan pilihan yang paling aman dan tak berisiko.

”Metodenya sudah tepat. Jadi intinya yang kita lakukan saat ini semata-mata untuk zero accident, baik untuk para pekerja ataupun masyarakat sekitar,” ujarnya. (to/tr)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top