Info Tangsel
Jelang Ulang Tahun ke-6, Tangsel Rebut Predikat DOB Terbaik
18.143.23.153– Mamasuki enam tahun, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menorehkan prestasi, yakni terpilih sebagai daerah otonom baru (DOB)/pemekaran terbaik peringkat pertama dari 32 DOB di seluruh Indonesia, hasil penilaian Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Keberhasilan ini, menurut Walikota Tangsel Airin Rachmy Diani merupakan bukti konkrit, bahwa kerjasama antara semua pihak, khususnya kepada masyarakat Tangsel dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Tangsel sangat terjalin baik.
“Pemda tidak ada apa-apanya tanpa dukungan dari masyarakat. Khususnya dalam hal ikut berpartisipasi membangun serta menata Tangsel,†kata Airin, sapaan akrabnya, belum lama ini kepada 18.143.23.153.
Penilaian Kemendagri untuk menentukan DOB terbaik dilaksanakan terhadap kota/kabupaten yang berdiri sepanjang medio 2008-2009.
“Yang rata-rata umurnya sudah di atas tiga tahun,†ujar Airin lagi.
Kota Tangsel mengantongi nilai 80,5 di atas satu digit dari Kabupaten Meranti di Provinsi Kepulauan Riau dengan skor 80,4 dan Kota Sungai Penuh dengan nilai 79.
Menurut Kepala Bagian (Kabag) Pemerintahan Pemda Kota Tangsel, HM Jubair, kriteria penilaian dilakukan bertahap sampai tahun 2013. Poin yang besar ada pada penilaian struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sekadar diketahui, sepanjang 2009 sampai dengan 2013 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tangsel terus mengalami peningkatan.
Pada tahun anggaran 2009 PAD Tangsel baru Rp24,5 miliar lebih. Kemudian tahun 2010 sudah naik menjadi Rp110,4 miliar lebih. Tahun anggaran 2011 PAD kembali terdongkrak hingga Rp302,2 miliar lebih. Angka yang fantastis buat daerah yang baru berumur tiga tahunan.
Di tahun selanjutnya, 2012, PAD Kota Tangsel kembali naik tajam hingga Rp365,9 miliar lebih. Namun capaian tertinggi justru pada 2013 sudah tembus Rp600,8 miliar. Artinya ada kenaikan di atas 100 persen.
Capaian yang terus membaik dari PAD ini, sudah barang tentu memengaruhi APBD. Pada tahun anggaran 2014 saja, APBD daerah pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini, sudah menyentuh angka Rp2,4 triliun lebih. Sebelumnya bergerak pada angkaRp1 triliunan.
“Peningkatan PAD tadi harus seiring dengan peningkatan infrastruktur,†kata Airin lagi, menegaskan.
Untuk itu, ia tambahkan, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tangsel harus sebanding dengan pencapaian PAD-nya. Karena infrastruktur merupakan penilaian inti dari keberhasilan sebuah daerah pemekaran, di luar pembacaan struktur keuangan daerah.
Airin menambahkan, wajar jika dirinya bermimpi Tangsel menjadi “Smart City†yang merupakan implementasi dari visi misinya yang digagas bersama Benyamin Davnie, Wakil Walikota Tangsel, yakni “Cerdas, Modern, Religius.â€
Jika harapan itu (Smart City) ingin diwujudkan, maka ia selaku pemangku kebijakan, harus mampu merealisasikan sektor atau dimensi yang menjadi kebutuhan warga Tangsel.
Ia menjelaskan dimensi itu beberapa di antaranya meliputi, kondisi ekonomi yang membaik dengan basis ekonomi kreatif dan social capital. Kemudian lingkungan yang berbasis suistainability dan resource, sumber daya manusia yang memiliki skill spesifik dan knowledge yang luas.
Dan tidak kalah penting pemerintahan yang empowerment dan participation. Artinya, jajaran aparatur pemerintah, tidak perlu sungkan-sungkan meminta masukan dari masyarakat terhadap pembangunan kotanya.
Airin yakin jika dimensi-dimensi itu bisa kita penuhi, maka akan tercapai quality of life dan culture sebagai pondasi roda kehidupan bermasyarakat.
“Tidak ada pelayanan yang berkualitas tanpa ketersediaan infrastruktur, kekuatan kultur dan pengetahuan masyarakat,†tegasnya.(Adv)