COBLOS
Kampanye Santai ala Veri Muhlis
18.143.23.153- Menghadapi pemilu legislatif 2014, banyak calon yang gencar bersosialisasi. Media kampanye luar ruang seperti baliho, spanduk, banner, dan stiker jadi andalan utama. Tiap calon berlomba memajang gambar masing-masing, sehingga kerapkali bikin semerawut pemandangan.
Namun beda halnya dengan H.Veri Muhlis Arifuzzaman, S.Ag., M.Si. Calon DPRD Provinsi Banten asal Golkar ini terlihat santai hadapi pemilu. Ia menikmati betul proses politik yang dijalani. Ibarat pertunjukan dalam seni, Veri adalah komposer ulung yang menyatu dengan gelombang irama.
Berikut petikan wawancara dengan Veri Muhlis saat ditemui di rumahnya, Jl. Pamulang, Minggu (15/9/2013).
Bagaimana persiapan dan pelaksanaan kampanye Anda?
Ya… mengalir aja seperti biasa. Bagi saya, aktivitas kampanye tak jauh beda dengan berdakwah. Keduanya sama-sama mengandung arti ajakan, yakni ajakan menuju kebaikan. Bisa dilakukan dengan berbuat sesuatu yang ril untuk masyarakat, menjelaskan pandangan yang membangun dan mencerahkan lewat ceramah, seminar, penyuluhan, atau lewat tulisan.
Bukankah itu sangat melelahkan?
Melelahkan sih tidak. Dari dulu saya sudah terbiasa melakukan dakwah. Bisa dikatakan, dakwah adalah bagian aktivitas saya sehari-hari. Itu sudah sy lakukan sejak mahasiswa, terutama setelah saya bergelut di Lembaga Swadaya Masyarakat. Ada kenikmatan tersendiri di situ karena landasan dan tujuannya adalah sebuah nilai. Cuma sekarang, kebetulan saja momentumnya bersamaan dengan pencalonan sebagai DPRD Banten. Jadi, saya tambah semangat lakukan pemberdayaan.
Kenapa tidak memperbanyak baleho/spanduk saja seperti yang lain?
Media kampanye kan tidak hanya baleho, spanduk, dll. Ada juga media alternatif yang bahkan lebih efektif dan efesien. Misalnya lewat jejaring sosial twitter atau facebook. Apalagi pada masyarakat perkotaan seperti Tangerang Selatan. Hampir semua orang, terutama pemilih muda, punya akses. Kita bisa berkomunikasi, mengundang partisipasi mereka mengenai pandangan kita terhadap suatu pesoalan. Tentu semua tergantung kecakapan kita dalam berkomunikasi. Dan, al-hamdulillah dalam waktu tiga bulan ini akun saya (@verimuhlis) mendapat respon positif.
Lalu, kampanye paling efektif menurut Anda seperti apa?
Pertama, bergaul langsung dengan masyarakat. Di sini intinya komunikasi, baik di dunia nyata maupun maya. Jargon saya: lihat, dengar, rasakan lalu perjuangkan. Kedua, sosialisasi gagasan atau pemikiran ke berbagai komunitas, lewat diskusi, seminar, ceramah, atau tulisan di media. Ketiga, ini paling terakhir, kalau punya duit ya pasang atribut yang mengundang simpati masyarakat. Artinya, sebenarnya semua aktivitas bisa menjadi media kampanye tergantung bagaimana cara kita mengemasnya. (siarnusa.com)