Info Tangerang
Ratusan Warga Panorama Sepatan 2 Tuntut Developer Tuntaskan Fasum
Ratusan warga Perumahan Panorama Sepatan 2 kembali menggelar unjuk rasa, menggugat developer perumahan PT Arya Lingga Manik (ALM) yang belum memenuhi kewajibannya menyediakan fasilitas sosial (Fasos) dan fasilitas umum (Fasum) dalam lima tahun terakhir.
Unjuk rasa yang digelar bertepatan dengan hari buruh atau May Day ini , menurut Ketua Paguyuban Warga Panorama Sepatan 2, Sugeng, untuk menuntut developer menuntaskan janji kewajiban fasilitas fasos dan fasum yang masih terbengkalai selama lima tahun ini.
“Saat ini developer terus memperluas area pembangunan dengan jumlah unit yang banyak dengan sebutan Panorama 3 dan Panorama 4 meski akses masuknya dari Panorama 2. Tapi mereka sampai saat ini, tidak menuntaskan kewajibannya memenuhi fasilitas untuk kami sebagai konsumen seperti yang dijanjikan di awal penjualan,” kata Sugeng, saat unjuk rasa di gerbang Panorama Sepatan 2, Sepatan Timur, Tangerang, Rabu (1/5).
Saat ini, perumahan yang dibangun ALM ini, sudah membangun 750 unit di Panorama Sepatan 2. Masih dengan akses masuk yang sama, developer memperluas area pembangunan di bagian belakang dengan sebutan Panorama 3 dan 4 dengan total tambahan unit sekitar 400 unit.
Penjualan yang terus menerus dengan janji fasilitas ini disesalkan sekitar 400 warga yang sudah menghuni. Pasalnya, pembangunan Fasos dan fasum lebih banyak diinisiasi oleh warga sendiri, sementara developer hanya menyediakan lahannya.
Sebagai contoh menurut salah satu warga, Ariesta Caesar, developer tidak langsung membangun fasilitas di lahan yang disediakan. Melainkan meminta warga untuk menentukan sendiri perencanaan fasilitas untuk diajukan ke developer.
“Masalahnya, ketika warga sudah musyawarah dan mengajukan ke developer. Lalu permintaan warga banyak yang ditolak developer. Ini maksudnya apa, minta warga musyawarah tentukan kebutuhan, giliran sudah diajukan malah ditolak. Akhirnya smeua fasilitas yang ada terkatung-katung,” kata Ariesta.
Hal yang paling mencolok menurut Ariesta yang diamini Sugeng, pembangunan masjid yang sudah ada dan berjalan di Blok A6 dan B10 adalah murni hasil kerja pembangunan warga. Masuknya air bersih Aetra Tangerang ke area Blok B dan C, juga atas kerja keras warga selama dua tahun (2015-2017) berkomunikasi dengan pihak aetra.
Begitu juga dengan kebersihan, dimana developer hanya menyediakan tong sampah tanpa membangun sitem pengangkutan sampah. Hal yang sama dengan lampu penerangan yang belum maksimal, juga sistem keamanan satu pintu. Saat ini, meski developer menyediakan petugasnya namun warga tetap mengeluarkan uang untuk membangun sistem keamanan.
“Yang sangat kami sesalkan adalah, apa yang warga perjuangkan sendiri, masjid, air bersih aetra lalu menjadi bahan jualan marketing developer yang seakan-akan hasil kerja mereka. Kami menuntut developer untuk segera menuntaskan semua janji dan kewajiban fasilitas untuk warga,” pungkas Ariesta.
Sementara itu, setelah didesak ratusan warga pihak developer akhirnya menerima perwakilan warga yang berunjuk rasa, yang diterima oleh manager Panorama Sepatan 2, Hamim. (Dh)