Melanjutkan berita sebelumnya, Calon legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sempat meninggalkan tagihan sejumlah Rp.125 ribu rupiah saat mengadakan pertemuan internal dengan tim suksesnya di Warung Kopi (Warkop) di wilayah Villa Dago, Benda Baru, Pamulang Tangsel mendapatkan perhatian publik.
Caleg berinisial WH tersebut, meninggalkan lokasi warung beralasan menyambut rekannya yang akan hadir juga dalam diskusi internal dengan warga binaannya guna mencari pundi suara se- daerah pilih (Dapil) Pamulang.
Jelang kontestasi, mendengar adanya sikap kadernya demikian, Ketua Partai PKS Kota Tangerang Selatan, Dadang Darmawan tidak dapat berkomentar banyak, menurutnya, permasalahan tersebut akan langsung di sikapi kepada yang bersangkutan.
“Sedang di kroscek dan di klarifikasi,” tuturnya saat di hubungi wartawan melalui sambungan WhatsApp nya (26/12/2023)
Padahal sebelumnya, Dadang sempat memberikan keterangan kepada media online beberapa waktu lalu bahwa caleg-caleg binaannya telah melalui tahapan seleksi yang ketat. Dan figur-figur yang didorong melalui kader internal maupun eksternal di percaya mampu dan memiliki elektabilitas yang mumpuni.
Di ketahui, rencana pertemuan malam itu merupakan inisiasi dari caleg tersebut. Namun, WH pergi meninggalkannya karena beralasan menunggu rekannya yang akan hadir dalam pertemuan.
“Tadinya mau ketemuannya besok sama kawan saya. Tapi dia bilang sekalian saja atur sekarang karena kebetulan WH sedang berada di dekat lokasi pertemuan. Baru ngobrol sebentar dia pergi gitu aja. Ini tagihan pesanan minuman siapa yang bayar,” jelas Nuraini, salah seorang yang mengaku di ajak oleh tim sukses dari WH tersebut. (24/12/2023)
Dirinya terlihat panik saat pelayan menyodorkan tagihan dengan nominal Rp. 125 ribu rupiah dari total pesanannya lantaran dirinya tak membawa uang untuk membayar pesanannya.
“Kata timnya suruh cari warkop dan boleh pesan dulu sambil nunggu calegnya dateng. Yaudah kami pesen aja. Sambil katanya mau wawancara di media buat sosialisasi kayaknya. Tadi sempet ketemu juga kan,” ucapnya
Di lanjutkannya, setelah ada telepon masuk melalui HPnya, ia kemudian bergegas pergi meninggalkan forum pertemuan dan beralasan menunggu rekannya yang akan hadir ke lokasi.
Emak-emak yang menjadi timnya seolah kecewa dengan sikap WH yang berniat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari dapil Pamulang. Dari raut wajahnya, Nuraini dan temannya mengeluh tak memiliki uang untuk membayar tagihan warkop.
Sementara itu H. Hari, warga Pondok Cabe, Pamulang, saat di mintai pendapatnya mengatakan, atitude calon pemimpin seperti itu merupakan sosok yang belum paham tanggung jawab.
“Secara etika, biasanya kalau kita ngundang orang, pastinya orang yang undang tadi harus tanggung jawab. Itu kan urusan receh, kan sikap begitu malah bikin malu partainya. Kebetulan dia nyaleg, maka partainya juga akan ikut menanggung nama baiknya. Ini ngga adil sih, emang ngga di tegur apa tuh yang begitu,” terang Hari
Di katakan Hari, sikap individu yang melekat kepada sosok calon pemimpin dapat di nilai dari hal kecil. Menurutnya, masyarakat Pamulang khususnya sudah cerdas dalam menilai dan menentukan pilihannya kedepan.
“Lucu sih, menurut saya, melihat seseorang itu bisa di lihat dari hal kecil. Ini sih saya lihat sosok WH ini belum paham yang namanya tanggung jawab. Kurang bergaul, kasihan juga timnya yang nanggung biaya tagihan. Bukan soal jumlah tagihannya sih, karena memang kondisinya mungkin lagi pas bener engga megang duit. Masyarakat udah cerdaslah,” tutupnya (Adt)