Info Tangsel
Calon Walikota Tangsel Benyamin Davnie Minta Pendukung Tidak Terpancing Provokasi
Praktik politik intimidatif, provokatif, juga disertai fitnah mulai mewarnai jalannya tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tangerang Selatan (Tangsel). Belum lama ini, atribut sosialisasi terkait pencalonan Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan dirusak pihak tak bertanggung jawab.
Masalahnya, praktik vandalisme bukan satu-satunya strategi politik culas yang dipakai untuk menjatuhkan lawan, terutama menyasar pasangan Benyamin-Pilar. Musababnya, beragam insiden serupa juga mewarnai jalannya kontestasi pesta demokrasi.
Meski diterpa beragam isu negatif, termasuk bernada provokatif, intimidatif, juga fitnah, Calon Walikota Tangsel Benyamin Davnie tetap meminta para pendukungnya untuk tidak terpancing.
Benyamin yang merupakan salah satu pemrakarsa pemekaran Kota Tangsel ini juga terus mengingatkan para pendukungnya untuk tetap menerapkan politik santun. Menurut Ben, beragam terpaan yang menyerang pencalonannya bersama Pilar merupakan bagian dari perjuangan. Bersama Pilar, Benyamin berkomitmen untuk melanjutkan beragam keberhasilan dan pencapaian yang dibuat Pemerintah Kota Tangsel selama kepemimpinan Airin Rachmi Diany.
“Saya terus meminta dan mengingatkan kepada para pendukung Benyamin-Pilar untuk tidak terpancing serangan-serangan negatif. Kita harus tetap rendah diri, mengutamakan kesantunan dalam berpolitik,” kata Benyamin saat ditemui di kawasan BSD City, Rabu (16/9).
Pemerhati Pilkada Tangsel Agusta Surya Buana mengapresiasi sikap Benyamin yang tak terpancing isu negatif. Menurut Agusta, praktik politik negatif memang harus dilawan dengan politik santun. “Apa yang dilakukan Pak Benyamin dengan terus mengingatkan pendukungnya agar tetap berpolitik santun merupakan pendidikan politik yang luar biasa. Karena jika politik negatif dilawan dengan cara serupa, maka tidak akan ada pelajaran untuk masyarakat. Yang ada, tingkat partisipasi akan menurun,” kata Agusta saat dimintai komentarnya, Rabu (16/9).
Dalam kontestasi pesta demokrasi, Agusta melanjutkan, sangat diperlukan sosok kandidat seperti yang dicontohkan Benyamin, yakni merespons beragam serangan dan isu negatif dengan kesantunan. Pilkada, ia mengingatkan, seharusnya membawa kebahagiaan bagi masyarakat, bukan justru membuat masyarakat kehilangan simpati hingga tak mau berpartisipasi.
“Saya pikir masyarakat Tangsel sudah semakin cerdas. Pemilih tidak akan membuka ruang untuk kandidat yang masih menggunakan cara-cara tak terpuji untuk memenuhi hasrat politiknya. Sebaliknya, kandidat yang terus mencontohkan kesantunan, termasuk mengutamakan ide dan gagasan, akan banyak mendapat simpati dan dukungan publik,” tutur Agusta. (rls)