Info Tangsel
Hasil Survei KPN Menuai Kontroversi, Adib Miftahul: Sudah Biasa Dalam Dinamika Politik, Kita Jalan Terus
Pilkada Kota Tangerang Selatan (TangSel) menjadi salah satu yang menyita perhatian nasional. Pasalnya anak Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, yaitu Siti Nur Azizah dan Keponakan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati dan anak Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, Pilar Saga Ichsan ikut turun dalam kontestasi.
Beberapa waktu yang lalu, lembaga Kajian Politik Nasional (KPN) melakukan rilis hasil survei elektabilitas para calon pilkada Tangsel Desember 2020 mendatang. Dalam survei itu dikatakan bahwa golput diprediksi masih menduduki posisi tertinggi dengan 55%. Kemudian disusul pasangan Benyamin Davnie – Pilar Saga Ikhsan 17%, Siti Nur Azizah – Ruhamaben 15,2%, dan Muhammad – Rahayu Saraswati 9,9%.
Dalam kurun waktu beberapa hari, hasil survei tersebut menimbulkan banyak pro kontra, terutama dari pihak para timses calon serta beberapa lembaga survei lainnya. Bahkan Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ikut mengomentari hasil survei tersebut.
Direktur Eksekutif KPN, Adib Miftahul mengatakan bahwa dirinya menanggapi hal tersebut dengan santai dan cenderung senang. Pasalnya menurut Adib, hal ini membuktikan bahwa lembaganya mendapat atensi yang cukup tinggi di Tangerang Selatan.
“Saya santai saja, namun yang saya bingung justru pihak-pihak yang tidak hadir dalam acara, malah seolah kebakaran jenggot mengomentari materi secara sepotong-sepotong dan tendensius, salah pula lagi,” ujar Adib ketika diminta tanggapannya oleh awak media, Sabtu (8/8/2020).
Adib mengatakan bahwa dalam rilis tersebut telah disampaikan secara gamblang dan jelas terkait metode survei dan sebaran sample. Bahkan proporsional secara gender dan agama yang mengacu pada daftar pemilih tetap atau DPT juga ditampilkan.
“Saya bingung ada yang teriak-teriak minta data sebaran sample, padahal saat rilis sudah dijelaskan bahwa sebaran mencakup seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Kalau gitu, kenapa nggak minta data respondennya saja sekalian, ini kan konyol. Justru yang bicara itu, tidak paham tentang kode etik survei. Ini confidential sebab menyangkut keamanan dan privasi responden,” terang Adib.
Adib mengatakan bahwa saat ini banyak lembaga yang bersaing menawarkan diri sebagai konsultan pendamping para calon, dan hasil survei KPN mungkin dianggap menganggu survei internal mereka. Justru seharusnya, tambah Adib, para calon-calon tersebut harus berterima kasih telah mendapat positioning real sebelum pendaftaran resmi di gelar.
“Kita tahulah saat ini banyak Timses berkedok lembaga survei yang kerjanya ‘ABS’ (Asal Bandar Senang) sedang marak menjajakan dirinya sebagai konsultan pendamping. Karena biasanya oknum-oknum ini selalu memberikan janji surga seolah-olah calonnya kuat, padahal kenyataannya belum tentu demikian. Mungkin hasil survei kami, membuka kebobrokan itu, jadi wajar kalau ada yang sewot,” kata Adib.
Dalam hasil survei itu, yang juga harus menjadi perhatian semua pihak adalah adanya potensi golput yang meningkat karena situasi Pandemi Covid 19. Menurut Adib ini merupakan tugas berat KPU Tangsel dan semua pihak untuk memperbesar partisipasi publik agar proses demokrasi berjalan sehat.
“Angka golput yang 55% itu cukup tinggi lho. Itu mengalami peningkatan 10,1% dari pilkada Tangsel sebelumnya. Nah, ini yang harus kita cari jalan keluar bersama, sebab di kondisi covid ini menjadikan tugas KPU semakin berat,” tambahnya.
Lebih lanjut Adib mengatakan bahwa dirinya dan Tim KPN telah bersepakat untuk memberikan pandangan real bagi masyarakat terkait pilkada serentak 2020, terutama di Kota Tangerang Selatan, walau mendapat banyak rintangan dari pihak-pihak yang merasa kepentingan politiknya terganggu.
“Bagi kami caci-maki bahkan ancaman itu hal biasa dalam perjuangan, kami akan terus hadirkan pandangan real bagi masyarakat, karena banyak juga respon positif masyarakat yang masuk ke kami. Jika masih ada yang mengangap kami tidak kredibel, silahkan saja itu hak mereka, kami jalan terus,” tegas Adib.
Ketika ditanya tentang lembaga yang menjajakan diri sebagai tim sukses para calon, Adib mengatakan bahwa para calon tersebut harus jeli memilih konsultan dan jangan termakan hasil-hasil manipulatif yang ‘ABS’.
“Hati-hati, Sekelas Calon Presiden saja bisa kemakan mainan ‘ABS’ ini. Jadi, bagi para calon pilkada Tangsel, agar lebih jeli memilih konsultan, jangan mudah termakan janji surga seolah-olah posisi anda tinggi padahal kenyataannya tidak,” tutup Adib.
Diketahui sebelumnya KPN melakukan rilis survei Pilkada Tangsel yang dilakukan pada 17-24 Juli, mengunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 440 orang, sampling of error 4,8% dengan tingkat kepercayaan 95%. (Rls/red).