TokohKita
Selagi Manusia Yang Buat “Imposible Is Nothing”
Tak ayal semua orang yang sukses tidaklah instan dan tentunya penuh dengan perjuangan yang pahit barulah merasakan manisnya perjuangan, salah satu dari jutaan orang yang merasakan perjuangan yakni Rusdi Ali Hanafia anak ke Tiga dari Lima Bersaudara keturunan Palembang kelahiran jakarta 8 Juni 1988, salah satu pemuda inspiratif, memiliki jiwa semangat yang tinggi dalam menggapai cita-citanya.
Semua dimulai dari hidup dengan serba tidak berkecukupan yang membuat dirinya memacu agar tetap berdiri tegak walaupun raga sudah tak berdaya.
Setelah kematian Ayahnya tahun 2001, dia kemudian tinggal bersama Paman nya, hingga tahun 2006. Namun karena ada ketidak sepahaman dengan pamannya, dia akhirnya memutuskan keluar dari rumah yang pada saat itu masih bersekolah kelas 2 di SMKN 6 Blok M. Dengan Dan mencoba untuk belajar mandiri dengan cara ngamen dijalan untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Panas terik dan hujan yang membasahi tubuhnya ia jalani asalkan besok bisa melakoni kewajibannya sebagai seorang pelajar.
“Dulu waktu SMK, Saya pisah dengan orang tua dan paman saya. Ngekos di fatmawati dan berusaha untuk menghidupi diri saya sendiri dengan cara ngamen di Ibu Kota Jakarta,” ujar Rusdi mengawali ceritanya.
Setelah menyelesaikan belajarnya di SMK, Ia bercita-cita ingin kuliah di Universitas Islam ternama yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, apapun jurusannya yang terpenting baginya menyandang status sebagai mahasiswa UIN.
Kemudian di tahun 2007 setelah lulus sekolah Ia beranikan diri untuk mendaftar di Fakultas Dirasah Islamiyah, yang tentunya sangat asing di telinga mahasiswa umum lainnya. Dengan bermodalkan biaya hasil ngamennya, ia daftarkan diri di UIN Fakultas Dirasah Islamiyah.
Namun setelah 2 bulan beraktivitas kuliah dengan sembari mencari biaya hidup, tak bisa ia jalankan dan terpaksa Ia hentikan lantaran jadwal kuliah dengan bekerja membuatnya harus memilih salah satu yakni bekerja atau kuliah.? Namun, ia memilih untuk bekerja lantaran tidak ada yang bisa ia andalkan lagi selain dirinya sendiri. Karena sanak famili tidak ada yang mau memikirkan tentangnya untuk melanjutkan kuliah setelah lulus dari SMK.
Semangat yang patah arang ia coba kembali untuk bekerja sambil kuliah di Fakultas Dirasah Islamiyah, di tahun 2008 dengan bermodal hasil ngamen dan menjadi sopir tembak angkot pondok labu – Meruyung, dan terkadang jadi Kenek Metro Jurusan Pondok Labu-Blok M ia lakukan mulai dari sepulang kuliah hingga larut malam.
Karena sulitnya mengatur jadwal kuliah dengan sambilan mencari biaya hidup pada akhirnya keluar untuk kedua kalinya dari fakultas Dirasat Islamiyah. Menjadi mahasiswa adalah cita-cita dalam hidupnya dan berusaha untuk menggapai predikat S1 di UIN. Ia masih belum bisa mengatur jam kerja dan masuk kuliah lagi di fakultas Ushuluddin tahun 2010 masuk juruan Akidah filsasat dengan harapan bisa membagi waktu antara mencari biaya hidup dan aktif Di organisasi Di ESQ 165 ditunjuk sebagai Ketua Umum Forum Silaturahmi Nasional Fosma 165 dan aktif pula dibebrapa Kajian-Kajian HMI.
Setelah kuliah di Fakultas Ushuluddin di tahun 2010 dirinya berhenti mengamen dan beralih serta berkecimpung di bidang sosial kemasyarakat, banyak mengikuti kegiatan seminar mahasiswa dan diskusi-diskusi yang ada di kampus, dari hasil jejaring organisasi ini pula. Ia mulai terbecik untuk membuka suatu usaha jasa yakni percetakaan kecil.
Semakin menggeluti Organisasi dan usaha kecil-kecilan tersebut, pada tahun 2012 Rusdi dipercaya sebagai ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat Gerakan Nurani Nusantara /Gerakan Anti Narkoba (GANN), dari hasil berkecimpung diorganisasi ini memberikan nafas yang terus-terus baru. Karena dari agenda-agenda yang ia lakukan butuh publikasi maka dari sinilah dimulainya ide membuat perusahan percetakan dengan bermodalkan jaringan yang ia miliki.
“Dulu mulainya usaha percetakan ini, hanya dengan modal kartu nama, dan toko milik orang lain, saya mulai menjajakan dagangan percetakan saya keliling ke semua senior-senior,” kata Rusdi dengan tertawa, melihat dirinya dimasa lalu.
Setelah masuk Pengurus Pusat GANN karirnya meningkat lagi karena di tahun 2013-2015 dirinya dipercaya sebagai Sekjen DPP Gerakan Pemuda 165, organisasi pemuda dari ESQ Way 165 pimpinan Ary Ginanjar Agustian. Kemudian kepercayaan semakin meningkat dengan di percayakan sebagai Ketua Bidang Kaderisasi Pengurus Pusat Sapma Hanura. Bisa dibilang organisasi sayap dari Partai Hanura. Banyak kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadikan bisnis percetakan Rusdi laku keras, karena mulai dari flyer sampai dengan dekorasi ruangan, umbul-umbul ia kerjakan atas nama sendiri, “Ini yang dimaksud dengan menyelam sambil meminum air,” ujar Rusdi dengan peribahasanya.
“Dan saat ini pula saya mulai beranikan diri untuk menyewa tempat untuk seriuskan Percetakan yang saya buat, karena pasarnya saya sudah dapat dari organisasi,” tambahnya.
Walaupun dibilang masih sewa Kantor yang berada di Jalan Gg Mawar Pisangan, Ciputat Tangsel dengan nama Inspiron Graphic, pada tahun 2013 tentunya omset dari hasil percetakan dalam sebulan hanya mendapat 2 Juta rupiah, namun di tahun 2014 omsetnya bertambah menjadi 10 juta perbulan.
“Dengan modal kepercayaan dan keyakinan usaha semakin membuahkan hasil hingga tahun 2014 saya menikah dari hasil keringat sendiri,” terangnya dengan penuh percaya diri lantaran sudah sanggup untuk membiayai hidup untuk keluarga kecilnya.
Dan sampai dengan tahun 2017 Rusdi dari hasil jerih payahnya usaha percetakan sudah punya mesin cetak spanduk dan mesin sovenir lainnya yg bernilai sekitar 400 jt dengan omset 70- 100 jt perbulan.
Selain daripada itu, Kini Rusdi sudah memiliki tiga ruko yang bergerak di bidang percetakan. yang bertempat di Ciputat, Pondok Cabe, dan Pondok Labu.
Namun tentunya mulai dari awal startup bisnis percetakan yang masih menjadi klien utama yakni, Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU), Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP), ESQ 165, Kementrian Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, PT WAWAI Karya, PT Kertas Putih, Produk Kosmetik Ashanty Beauty Care, dan masih banyak lainnya.
Rusdi juga berpesan kepada para pemuda dan pemudi generasi muda bahwa “Semua ini berasal keyakinan dan kepercayaan yang dijaga dan selagi manusia yang buat bagi saya “Imposible is Nothing.” (Har)