Connect with us

Pemkot Bangun Kawasan Pertanian

Info Tangsel

Pemkot Bangun Kawasan Pertanian

saung_kecapi_tangsel_0218.143.23.153- Bidang agraria sangan menjanjikan ekonomi. Setidaknya hal itulah yang ingin dibuktikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kepada masyarakatnya. Karenanya, pada APBD Perubahan ini pemkot akan membangun kawasan pertanian terpadu.

Rencananya, kawasan itu akan dibangun di Rawabuntu, Kecamatan Serpong dengan luas 5.000 meter. Menurut Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, dengan adanya sarana itu masyarakat bisa meniru proses yang sedang dikerjakan.

“Area ini bisa dimanfaatkan khusus untuk lahan pertanian seperti jamur atau pertanian lainnya. Masyaratkat nanti bisa mencontoh yang sedang dikerjakan. Bidang ini lebih menjanjikan daripada sekadar usaha menjual voucher pulsa atau lainnya,” papar Benyamin, saat mencicipi sate jamur di Dinas Pertanian Tangsel, Jombang, Ciputat (19/9).

Soal budidaya jamur merang yang saat ini tengah digeluti Koperasi Saung Kecapi Kota Tangsel (Kosakata), kata Benyamin, prospek kedepannya sangat terbuka luas. Salah satunya karena permintaan pasar Jabodetabek terhadap komoditi ini sangat tinggi.

“Jamur adalah makanan yang bergizi tinggi, banyak protein dan dapat menjadi pengganti daging. Jamur juga dapat dijadikan ketahanan pangan dan bisnis yang menjanjikan karena prospeknya masih terbuka luas, “ tutur Benyamin.
Bisnis jamur, sambungnya, juga dapat membantu pemerintah dalam program percepatan pengentasan kemiskinan. Karena dengan modal yang tidak terlalu tinggi masyarakat yang membuka usaha ini dapat mendapatkan penghasilan hanya dalam jangka waktu singkat.

“Saya berharap ke depannya usaha jamur ini memiliki daya ungkit untuk membangun ketahanan pangan. Karena produksinya yang tidak memakan waktu lama,” imbuhnya.

Dengan modal minimal Rp 11 juta, usaha ini akan mendapatkan penghasilan dalam 10 hari. Karena masa panen untuk jamur merang ini setiap 10 hari sekali dengan menghasilkan 250 hingga 550 kilogram jamur merang dalam satu kumbung, yang dijual seharga Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu perkilogram.

“Tidak memakan waktu lama untuk break even point dibanding membuka usaha lain yang untungnya sedikit dan lama,” ujar Benyamin. (sumber: tangselpos)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top