Info Tangsel
Oknum Dosen UNPAM Paksa Mahasiswa Berhutang Untuk Ikut Seminar
Beberapa mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Pamulang (Unpam) semester dua mengeluhkan adanya dugaan pemaksaan untuk mengikuti seminar berbayar oleh oknum dosen Pendidikan Agama Islam (PAI). Dirinya mengaku diancam oleh dosen bahwa tidak akan mendapatkan nilai Ujian Akhir Semester (UAS) apabila tidak mengikuti seminar tersebut.
“Iya, benar. Katanya yang tidak ikut seminar dipastikan nilainya tidak tuntas. Malahan dosen tersebut, menyuruh saya untuk pinjam uang dulu untuk bayar seminar tersebut,” kata inisial (SD) kepada awak media, Selasa (25/06/24).
Mahasiswa tersebut menjelaskan bahwa menurutnya memang ada kewajiban untuk mengumpulkan sertifikat dari seminar yang diadakan di Unpam, tetapi kewajiban tersebut hanya mengharuskan mengumpulkan lima sertifikat saja. Ia berpendapat bahwa seminar tidak seluruhnya menjadi kewajiban.
“Tidak diwajibkan sebenarnya, yang penting minimal 5 sertifikat untuk syarat kelulusan. Jadi, setahu saya tidak ada kewajiban khusus. Yang penting untuk lulus itu ada 5 sertifikat seminar yang sudah diikuti,” imbuh (SD).
Mahasiswa tersebut merasa terbebani dengan adanya dugaan pemaksaan mengikuti seminar berbayar oleh dosen PAI tersebut. Ia berharap kewajiban mengikuti seminar tersebut dihapuskan.
“Harapan saya, seminar tidak usah diwajibkan. Kami paham minimal syarat wajib sertifikat itu 5 untuk syarat kelulusan. Kami juga punya kesibukan masing-masing, ditambah seminar yang dipaksa itu berdekatan dengan pembayaran UAS, jadi menambah beban dengan adanya pembayaran seminar itu,” tandasnya.
Ditempat yang berbeda mendengar informasi hal tersebut, Ade Pratama alumni Fakultas Hukum Unpam tahun 2018 merasa geram akan tindakan oknum dosen yang memaksa mahasiswa untuk ikut seminar, dirinya menilai Unpam tidak memiliki nilai Tridharma perguruan tinggi hanya memprioritaskan materil semata.
“Unpam harus lebih selektif dalam memilih dosen, dan jangan biarkan nama Unpam tercoreng akibat ulah oknum dosen yang tidak bertanggung jawab, yang hanya memikirkan materil saja,” pungkas Ade. (Rls/SD).
Editor: Hary