Info Tangsel
SMAN 9 Tangsel Gandeng Konsultan untuk Optimalkan Program TKA
Tangerang Selatan – SMAN 9 Tangerang Selatan (Tangsel) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan kualitas akademik siswanya melalui program Tes Kemampuan Akademik (TKA). Program ini digagas sebagai upaya mendukung kelulusan siswa ke perguruan tinggi negeri, khususnya lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) maupun Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Kepala SMAN 9 Tangsel, Achmad Alwan Fatwani, mengatakan bahwa TKA merupakan program baru yang perlu dikenalkan lebih luas kepada siswa maupun orang tua.
“Alhamdulillah, kita berusaha mensosialisasikan kegiatan TKA ini. Harapan kami, anak menjadi paham, orang tua juga paham. Jadi pengawasan bisa dilakukan bersama, satu frekuensi, sehingga anak-anak nyaman mengikuti kegiatan TKA,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan program tidak hanya bergantung pada siswa, tetapi juga keterlibatan orang tua. Karena itu, sekolah mendorong komunikasi terbuka dan kolaboratif.
“Harapan kami, anak-anak TKA-nya nilainya bagus-bagus dan bisa diterima di perguruan tinggi negeri. Kalau nilai TKA bagus, siswa lebih percaya diri, peluang diterima di jalur SNBP maupun UTBK juga lebih besar,” tambah Alwan, saat dimintai keterangannya oleh wartawan, di Aula sekolah.
Untuk memperkuat pelaksanaan, SMAN 9 juga telah menggandeng konsultan TKA dari berbagai lembaga resmi maupun bimbingan belajar. Konsultan ini dihadirkan agar siswa memiliki pendampingan akademik yang lebih terarah.
“Kalau ada permasalahan, kami bisa konsultasi terkait mata pelajaran atau jurusan. Dengan begitu, siswa bisa lebih fokus dan terukur,” jelasnya.
Kerja sama ini turut melibatkan Genza Edukasi Indonesia. Konsultan nasional Genza, Satrio, mengungkapkan bahwa selain SMAN 9, sejumlah sekolah lain di Tangsel juga mulai menjalin kemitraan serupa.
“Kalau pertama ada SMA 9, insya Allah ada juga SMA 1 Tangsel, SMA 4, dan SMA 10. Cuma memang proses pendalaman materi biasanya dilakukan di kantor kami, bukan di sekolah,” terang Satrio.
Ia menegaskan bahwa program pendampingan ini tidak bersifat wajib. “Programnya hanya orang tua dengan kami untuk dilaksanakan bersama. Tidak ada paksaan, tidak ada kewajiban,” kata Satrio.
Terkait peluang kelulusan SNBP, Satrio menyebut akurasi prediksi bisa mencapai lebih dari 80 persen secara individual.
“TKA ini menjadi alat validasi rapor. Kalau TKA lebih tinggi daripada rapor, berarti anak memang mampu. Tapi kalau lebih rendah, bisa jadi ada hal yang tidak sesuai atau kurang siap,” jelasnya.
Selain rapor dan TKA, faktor lain yang ikut dipertimbangkan dalam SNBP adalah portofolio.
“Kalau anak punya prestasi olahraga, harus ditunjukkan lewat video. Kalau kesenian, bisa lewat karya gambar atau lainnya. Tidak semua jurusan meminta portofolio, tapi untuk jalur prestasi, itu bisa jadi pelengkap penting,” tambah Satrio.
Dengan sinergi antara sekolah, orang tua, dan konsultan pendidikan, SMAN 9 Tangsel berharap siswa semakin siap menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
“Insyaallah kalau kerja sama ini berjalan baik, hasilnya akan berdampak positif bagi sekolah dan terutama bagi anak-anak,” pungkas Alwan.(Adt)
