Info Tangsel
Jelang Iduladha 2025, Pemkot Tangsel Pastikan Kesehatan Hewan Kurban dan Stabilitas Harga Sembako
SERPONG – Menjelang perayaan Iduladha 1446 Hijriah yang jatuh pada 6 Juni 2025, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan kesiapan berbagai aspek, mulai dari kesehatan hewan kurban hingga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, usai memimpin rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Serpong, Selasa (27/5/2025).
“Kementerian Agama sudah menetapkan Iduladha pada 6 Juni 2025. Pemkot telah mempersiapkan berbagai hal, termasuk pengawalan jemaah haji yang sudah diberangkatkan kemarin, serta pemantauan penjualan dan kesehatan hewan kurban,” ujar Pilar.
Ia menambahkan, hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban di wilayah Tangsel. “Alhamdulillah, kondisi hewan kurban masih aman dan sehat, belum ada laporan terkait PMK,” katanya.
Selain itu, Pemerintah Kota juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait tata cara pemotongan hewan kurban yang sesuai syariat dan standar kesehatan.
Terkait ketersediaan bahan pokok, Pilar memastikan bahwa harga sembako di wilayah Tangsel masih tergolong stabil. “Walaupun ada sedikit kenaikan pada komoditas seperti gula dan minyak, namun tidak signifikan,” jelasnya.
Di tempat yang berbeda, sebanyak 4.000 hewan kurban yang tersebar di 53 lapak di Kota Tangerang Selatan dinyatakan sehat dan layak untuk disembelih menjelang Iduladha 2025.
Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Tangsel, drh. Pipit Surya Yuniar, menyampaikan hasil tersebut usai pelaksanaan pemeriksaan hewan kurban bersama tim dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Tangsel.
“Kami mulai melakukan pemeriksaan sejak 24 hingga 27 Mei 2025. Total ada 53 lapak yang kami datangi, dan sekitar 4.000 ekor hewan, mulai dari sapi, kambing hingga domba telah kami periksa,” ujar Pipit.
Menurutnya, secara umum seluruh hewan dalam kondisi sehat dan layak jual. Meski demikian, pihaknya menemukan sejumlah kasus ringan pada beberapa hewan akibat proses pengangkutan dari daerah asal.
“Ada temuan penyakit ringan, seperti mata merah akibat iritasi selama perjalanan, karena berada dalam truk yang sama. Namun, itu bukan penyakit menular. Kami berikan perawatan lokal seperti semprotan antiseptik,” jelasnya.
Pipit menegaskan, sejauh ini tidak ditemukan kasus penyakit menular berbahaya seperti penyakit mulut dan kuku (PMK). Pemantauan akan terus dilakukan hingga hari pemotongan kurban untuk memastikan keamanan hewan.
“Situasi saat ini masih terkendali dan aman. Kami terus pantau agar hewan-hewan yang dijual tetap dalam kondisi sehat,” tutupnya. (ADV)
Editor : Hary
