Info Tangsel
Belasan Ormas dan LSM Gelar Aksi di Balai Kota, Pemkot Tangsel di Anggap Kurang Perhatian
Puluhan Organisasi Masyarakat menggelar aksi demontrasi di Balai Kota karena di anggap tidak transparan terhadap paket kegiatan atau proyek APBD di beberapa dinas.
Langkah aksi tersebut sebagai shock therapytherapy, enam (6) orang yang menjadi perwakilan Ormas untuk melakukan mediasi saat di mintai keterangan menjelaskan, aksi serupa akan kembali di gelar.
“Ini ada miss komunikasi. Ada miss terhadap surat pemberitahuan demo ke pihak polres. Surat untuk aksi ini merupakan surat tembusan, bukan surat pemberitahuan demo. Tadi yang kami lakukan merupakan shock therapy,” ucap Harry, perwakilan massa demo.(1/4/2024)
Ormas tersebut diantaranya, Lapbas Tangsel, Grib Tangsel, FBR Tangsel, FKPPI Tangsel, Lira Tangsel, Badak Banten, Pendekar Banten, Kembang Latar, Betawi Tangerang Selatan (BTS), Formasi Tangsel, Gebrak Pungli, Simpul Tangsel, Kibar Tangsel, Lembaga Aliansi Indonesia, Tokoh Masyarakat Tangsel, MTB Tangsel, Komaki Tangsel, Gan Tangsel, Oman Tangsel, LPRI, Tangsel Menggugat, dan Gerimis Tangsel.
Sempat ingin menerobos barikade keamanan yang di gawangi Satuan Polisi Pamong Praja Tangsel, namun aksi tersebut sontak membubarkan diri dengan sendirinya lantaran surat pemberitahuan demo belum di terima oleh pihak kepolisian.
Menurut anda peserta aksi, perjuangan untuk melahirkan Kota Tangsel mestinya memberikan dampak positif bagi warganya. Namun kenyataannya, selama tiga (3) tahun belakangan ini, ormas di Tangsel tidak di perhatikan.
“Harusnya perjuangan kita ini harus mendapatkan hasilnya. Tapi ternyata tidak. Evaluasi selama 3 tahun ini sebagai bentuk protes. Kami buat wadah bernama Gaspol, gabungan Ormas dan LSM di Tangsel untuk menyuarakan aspirasi,” tambah Harry
Kendati demikian, pihak pemkot sudah memfasilitasi pertemuan dengan perwakilan massa aksi, namun belum ada keputusan yang konkrit terhadap aspirasi massa aksi. Massa aksi mengancam, aksi serupa akan kembali di gelar bilamana kegiatan yang di anggap di monopoli oleh pengepul proyek APBD Tangsel.
Sementara itu senada dengan Harry, Baset mengungkapkan, biasanya tiap tahun dinas merangkul Ormas dan LSM di Tangsel dan memberikan pembinaan dalam bentuk kegiatan.
“Biasanya tiap tahun kami yang terdaftar di kesbangpol Tangsel mendapatkan pembinaan dalam bentuk kegiatan. Baru di tahun ini, kegiatan (Proyek) itu di hapuskan. Dan kita di ganti dengan dana dengan nilai yang tak seberapa,” keluh Baset
Di lanjutkan Baset, dinas pengelola kegiatan menganggap rekannya aman dengan di berikan dana pembinaan tidak mencukupi untuk mengelola struktur organisasi di Tangsel.
“Mereka menganggap kita ini sudah aman. Dinas Tata Ruang, dinas pendidikan, dinas kesehatan itu kita cuma di kasih 1 juta. Coba bayangkan uang 1 juta untuk menghidupi organisasi dengan 7 kecamatan, dan 54 kelurahan,” beber Baset. (Adt)