Connect with us

Coffee Morning, Principal Love School Martinus Ronald Ch: Pendidikan Berkarakter Adalah Program Unggulan

INDONESIA OKE

Coffee Morning, Principal Love School Martinus Ronald Ch: Pendidikan Berkarakter Adalah Program Unggulan

Dunia pendidikan yang berkualitas tentunya banyak menciptakan rogram- program unggulan yang dijanjikan oleh masing-masing sekolah dalam dunia pendidikan, salah satunya program pendidikan yang berkarakter.

Hal tersebut dibahas dalam coffee morning yang dilaksanakan Love School bersama wali murid, Sabtu (9/4/2022) dipandu oleh Martinus Ronald Ch selaku principal.

Love School berada dibawah naungan Yayasan Aviasi Berkat Transformasi Indonesia dan terletak di Perumahan Forest Hill, Jalan Raya Dago Kebasiran Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

Martinus Ronald Ch (berbatik) Principal Love School bersama dewan pengawas Yayasan Avias Berkat Transformasi Indonesia

Martinus Ronald Ch memaparkan penerapan kurikulum pendidikan berbasis karakter yang menjadi unggulan sekolah Love School.

“Untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas tentunya pihak sekolah terus melakukan pengembangan dengan berbagai program unggulanya, selain itu adanya  kesiapan fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang harus disiapkan,” ucap Martinus.

Dengan membangun gedung sekolah sendiri diatas tanah kurang dari 1 hektar, nantinya Love School tidak hanya memiliki gedung sekolah saja melainkan akan menjadi education center yang dilengkapi medical center.

“Kami menghindari sekolah Love School menjadi eksklusif apalagi sekolah komunitas,” sambung Martinus.

Sementara, perwakilan wali murid yang hadir dalam coffe morning Monica Prayanti mengakui bahwa Love School adalah sekolah yang menjanjikan.

“Disamping untuk umat kristiani, sekolah ini terbuka untuk umum,” kata Monica.

Dia juga pernah mencari beberapa sekolah kristiani yang ada disekitar parung panjang namun pilihannya  jatuh hati ke Love School alasanya utamanya adalah penerapan pendidikan karakter yang ada di sekolah Love School ini begitu kuat.

“Di Love School adanya kesiapan fasilitas pendukung, terlebih fasilitas taman bermain, paling tidak Love School sudah punya modal lapangan untuk anak- anak bermain. Dengan harapan, anak saya yang baru duduk dibangku TK bisa semakin memiliki karakter dasar yang kuat,” tutur Monica.

Sebelumnya, wali murid Zaden Tobing (9) yang akrab di sapa Putri menyampaikan bahwa sekolah Love School memiliki program-program yang sangat bagus buat para siswa diantaranya program bilingual dengan pendidikan berbasis karakter serta program ekstra kulikuler bahasa mandarin juga pianika.

“Saya melihat tahun demi tahun sekolah Love School banyak mengalami perubahan yang signifikan dalam hal penerapanya dibidang karakter,” ulas Putri.

Perubahan sedikit demi sedikit terihat dari karakter siswa setelah mengikuti pendidikan di Love School.

“Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah menjadikan anak anak kami lebih disiplin. Tentu ini semua diimbangi dengan adanya para pengajar yang sangat profesional,” beber Putri

“Bagi saya Love School sekolah yang menjanjikan untuk wilayah Parung Panjang sekitar,” ujar Putri.

Di tempat sama, salah satu pengajar sekolah Love School Sistiani, S.Th mengatakan,” Penurunan standar karakter menurun di masa pandemi ini dikarenakan proses mengajar  yang dilaksanakan secara offline jauh lebih mengena dibandingkan dengan pembelajaran secara online.

“Menurut saya pembelajaran yang dilaksanakan secara offline bisa langsung menyentuh anak, maka fokus atau tidaknya kita bisa mengajak anak atau menegur anak secara langsung, tetapi kalo pembelajaran secara online terkadang anak bisa melihat ke arah kamera, tetapi telinganya atau pikiranya bisa ke yang lain dan itu sepertinya anak memahami, tapi dalam prakteknya sehari- hari kita tidak bisa secara langsung melihat apakah dipraktekkan atau tidak,” cetus Sistiani.

“Namun, jika pembelajaran secara offline kami bisa mengerti karena kita bisa melihat secara langsung sikap dan tingkah anak masing- masing, dan ini yang membedakan anak sedang sekolah ataupun anak ada dirumah”, katanya.

Lebih lanjut, Sistiani mengatakan bahwa para guru disini mengajar sudah ada kurikulumnya yang harus diajarkan seperti apa, dan ini semua sudah di lakukan di Love School.

” Mungkin dampak pembelajaran offline dan terjadinya penurunan di kala pembelajaran online hingga serta merta menjadikan penurunan karakter dari para siswa ketika mereka ada dirumah. Yang terpenting lagi sebelum kita mengajar karakter, kita harus memiliki karakter ya paling tidak seperti yang diri kita dahulu,” tutupnya. (Red/Dz)

To Top