Connect with us

Cara Tepat PMBA serta MPASI Menurut Dokter Spesialis Anak

dr. Siska Natalia Situmeang

Edukasi

Cara Tepat PMBA serta MPASI Menurut Dokter Spesialis Anak

Ditengah pandemi Covid-19, para ibu perlu menjaga dalam pemberian makan bayi dan anak (PMBA) agar asupan gizi tetap seimbang dan tetap meningkatkan pertumbuhan. Anak yang cerdas tentunya yang diperhatikan dari pemberian makanannya dari awal hingga seribu hari kelahiran.

Demikian yang disampaikan Dokter Spesialis Anak pada RSU Kota Tangsel, dr. Siska Natalia Situmeang dalam pemaparannya tentang PMBA di Aula Lantai 4, Gedung 3 RSUD Tangsel, Kamis (18/8/21).

“Banyak para ibu yang datang waktu praktek mempermasalahkan anaknya dan kebanyakan karena pemberian makan yang tidak benar. Akhirnya, saya berinisiatif bagaimana caranya anak Indonesia menjadi anak yang sehat dan cerdas. Karena anak yang cerdas dan sehat karena dari pemberian makan nya sesuai dari awal sampai seribu hari kelahiran,” terang perempuan yang akrab disapa Dokter Siska.

Dokter Siska mengatakan, cara memberi makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang benar perlu tahapan-tahapan agar anak, tidak mengalami trauma dan diupayakan senyaman mungkin dalam pemberiannya.

“Anak tidak boleh dipaksa pada saat memberikan makan, perlu step by step. Anak yang masih diumur 6 bulan keatas jika dipaksa akan trauma karena masih belajar makan, kita baru bisa mengajari dia makan 2-3 sendok makan tidak penuh. Usahakan senyaman anaknya, dengan begitu dia tidak akan menerima trauma,” ungkapnya.

Dikatakan Dokter Siska, Komposisi gizi dan kehigienisan perlu diperhatikan, tidak boleh sembarangan. Makanan untuk bayi yang bagus yakni banyak mengandung empat sehat ditambah dengan ASI (air susu ibu). Perlu ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral, karena empat sehat dan ASI bisa meningkatkan dan perkembangan pertumbuhan anak.

“Contoh, para ibu yang membeli bubur dipinggir jalan tidak pernah tahu kehigienisannya, cara pengolahannya atau cara penyajiannya. Ditakutkan komposisi gizi tidak sesuai harapan ditambah kehigienisan tidak dapat di pertanggung jawabkan, semaksimal mungkin bikin makanan buat anak di rumah saja, karena kita sendiri yang tahu komposisi makanan yang kita berikan,” jelasnya.

Selain kebutuhan asupan makanan yang beragam dan bergizi, kata Dokter Siska, pemberian ASI kepada bayi di masa pandemi juga penting dan tetap harus terus dilakukan.

“ASI adalah asupan palaing bergizi dan paling mudah yang bisa diberikan kepada bayi hingga usia 6 bulan, ASI nantinya akan berfungsi sebagai pembentuk kekebalan dalam tubuh,” terangnya.

Dokter Siska menjelaskan, anak yang berumur 6 hingga 8 bulan hanya diberikan ASI, selanjutnya diperbolehkan makanan yang berserat.

“Pemberian MPASI dibawah 6 bulan itu pencernaannya belum maksimal, jika memberikan MPASI secara dini bisa menimbulkan terjadinya gangguan sistem pencernaan. Sementara, 6 bulan keatas sistem pencernaan sudah mulai matang. Anak dengan usia 6-8 bulan teksturnya harus halus, masuk ke 9-12 bulan teksturnya agak padat, kemudian 1 tahun keatas sudah makan nasi tim,” tuturnya.

“ASI itu tidak lagi bisa mengcover gizi anak diatas 6 bulan, para ibu perlu menambahkan pemberian gizi pengganti ASI. kalau anak cuma maunya ASI otomatis pertumbuhannya akan terlambat, karena diatas 6 bulan itu kebutuhan atas gizinya makin banyak dan kalorinya makin bertambah. Kalau hanya memberikan ASI, otomatis pertumbuhan dan perkembangannya pasti akan terlambat,” pungkasnya. (ADV).

To Top