Info Tangsel
Membangun Taman Budaya, Gagasan Cerdas dan Mahal
Stigma Kota Tangerang Selatan (Tangsel) adalah Kota Metropolitan. Tak heran di kota itu tumbuh subur budaya massa yang ditandai mal dan tempat hiburan. Untuk itu perlu dibangun Taman Budaya sebagai sarana penyeimbang budaya massa itu. Di Taman Budaya itu juga bisa dijadikan sarana membangun nilai-nilai, sehingga peradaban masyarakat Tangsel ke depan akan menjadi lebih manusiawi, menjadi lebih beradab.
Demikian benang merah percakapan dengan Kelompok Kerja (Pokja) Taman Budaya, dalam program ngobrol santai bareng (Ngobras) redaksi Tangsel Pos-Tangerang Pos Pos di kantor redaksi Ruko Golden Road Blok C nomor 32 No 12, ITC, BSD, Jalan Pahlawan Seribu, Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Minggu (24/6) petang.
Pokja Taman Budaya itu diwakili komunitas Saung Kecapi, yang terdiri dari Ahmad Rosidi, Imam Mahendra, Hendy Muyadi, Syamsul, dan Fahat. “Kami sebelumnya ngobrol-ngobrol di komunitas Saung Kecapi, bagaimana kalau di Tangsel ini dibangun Taman Budaya,” ungkap Hendy.
Gagasan itu disambut penggiat seni di komunitas Saung Kecapi. “Saya sendiri berharap Taman Budaya yang rencananya dibangun di Taman Kota II BSD itu menjadi semacam taman aspirasi bagi seniman, budayawan, dan masyarakat serta magnet di Tangsel,” katanya.
Hendy menambahkan, gagasan membangun Taman Budaya adalah cerminan dari semangat untuk membangun peradaban ke depan di Tangsel yang lebih berkualitas. “Soal pembangunan fisiknya, saya berharap Pemkot Tangsel bisa duduk bareng dengan pengembang Sinar Mas,” tuturnya.
Menurut Iman Mahendra, di kawasan Taman Budaya itu akan dibanun Pendopo tempat seniman dan budayawan menampilkan berbagai macam karya seninya. Namun ada juga tempat pertunjukan outdoor untuk pementasan-pementasan teater misalnya.
Selain itu juga ada tempat untuk edukasi budaya kepada masyarakat atau para pelajar seperti dunia botani, kemudian ada juga jogging track, atau outbond. “Jadi kalau mau outbound, masyarakat Tangsel tidak perlu jauh-jauh ke Puncak, Bogor, cukup ke Taman Budaya,” akunya.
Di Taman Budaya itu juga lanjut dia, ada kegitan-kegiatan reguler seperti mendongeng kepada anak-anak, yang dibawakan pendongeng Awam. “Nanti kita sediakan buat Kak Awam untuk mendongeng kepada anak-anak seperti di bawah pohon yang rindang misalnya, atau kita sediakan tempat yang paling cocok,” ungkapnya.
Diakui Syamsul, anak-anak muda di Tangsel sebetulnya memiliki banyak potensi seperti di bidang musik. Namun demikian saat ini anak-anak muda itu seringkali kebingungan untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan jiwa seni dan karya-karyanya.
“Di Taman Budaya itu, seluruh hasil kreativitas anak muda bisa di tampung di sana. Selama ini di Tangsel banyak juga anak-anak muda yang terlibat tawuran. Mereka tidak memiliki tujuan hidup. Namun di Taman Budaya mereka bisa berkegiatan secara positif,” tuturnya.
Ahmad Rosidi menambahkan, betapa pentingnya Pemkot Tangsel membangun Taman Budaya. “Sekarang ini di Tangsel banyak bertumbuhan mal dan tempat hiburan seperti karoke. Akibatnya masyarakat Tangsel terkontaminasi budaya modern,” katanya.
Akibatnya lanjut dia, banyak generasi muda yang kehilangan nilai-nilai yang pernah diajarkan dari kebudayaan tinggi yang dimiliki masyarakat di Indonesia, termasuk di Tangsel. “Nilai-nilai yang hilang itu harus dibangun kembali seperti melalui Taman Budaya,” paparnya.
Rosidi juga menegaskan, Taman Budaya itu nantinya harus menjadi nafas budaya lokal. Artinya seluruh budaya lokal yang ada di Tangsel harus mendapat tempat, untuk kemudian di tempat itu pula dikembangkan. Namun demikian tidak melupakan multikultural yang dibangun dari beragam etnis yang hidup tumbuh dan berkembang di Tangsel saat ini serta seni-seni kontemporer.
Sedangkan Fahat menerangkan, “Sebagai anak muda saya siap bekerjasama dengan seniman dan budayawan di Tangsel untuk mewujudukan Taman Budaya. Saya sangat setuju adanya Taman Budaya itu,” katanya.
Penggiat-penggiat dari Komunitas Saung Kecapi optimis pembangunan Taman Budaya itu bisa terwujud. Sebab gagasan mahal ini sudah direstui Pemkot Tangsel, seperti Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie. Semoga. (sumber: bud/tangsel-pos.com)