Info Tangsel
Bentuk Pakaian Khas Daerah dan Nama Duta Wisata Digali
Serpong, Tangerang Selatan – Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangerang Selatan menggelar acara Sarasehan Pakaian Khas Daerah dan Nama Duta Wisata di Telaga Seafood, Serpong, Kamis, 15 Maret 2012.
Acara diawali dengan alunan musik daerah Gambang Kromong dari grup Naga Putih asal Serpong. Alunan musik tersebut sebagai proses penyambutan Wakil Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie. Selanjutnya persembahan tarian Kinang Kilaras yang dibawakan oleh Sanggar Gledek.
Wakil Walikota Benyamin mengatakan, kegiatan sarasehan ini untuk menemukan ciri khas pakaian daerah dan nama duta wisata di Kota Tangerang Selatan. Menurutnya, masih banyak kebudayaan yang lain, seperti makanan, bangunan dan lain sebagainya akan ditentukan pada kesempatan berikutnya.
“Ini penting. Saya menganggap sangat penting sebagai jatidiri masyarakat Kota Tangerang Selatan,” kata Wakil Walikota.
Beliau menambahkan, nantinya seluruh perpaduan unsur kebudayaan yang ada di daerah termuda Banten ini akan dikombinasikan sehingga dapat mewakili seluruh unsur suku yang ada di tengah masyarakat Kota Tangerang Selatan. “Tetapi mana yang nantinya akan dijadikan simbol dibicarakan oleh seluruh stakeholder. Semua unsur kebudayaan sedang kita gali, meski kultur budaya dominannya betawi,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Budpar Kota Tangerang Selatan – Edi Wahyu, menjelaskan Pemerintah Daerah hingga kini terus menggali serta melestarikan budaya khususnya pakaian khas dan nama duta wisata. Pemerintah Daerah berencana mengkombinasi kultur yang ada di Kota Tangerang Selatan, diantaranya budaya betawi, sunda dan tionghoa yang dilakukan secara bertahap.
“Nantinya bisa saja kalau dalam acara rapat paripurna dalam rangka Peringatan hari jadi Kota Tangsel, Pejabat Daerah memakai pakaian daerah khas Tangerang Selatan,” kata Edi.
Hadir sebagai pembicara, Direktur Pembangunan Jatidiri, Pekerti dan Karakter Bangsa pada Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif RI – Poppy Safitri. Dosen Antropologi FISIP Universitas Indonesia Fahrurozi dan salah satu seniman Ridwan Saidi serta seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat di Kota Tangerang Selatan.