Info Tangsel
Paksa Ingin Bertemu Walikota, Jual Beli Pukulan Warnai Aksi Mahasiswa di Balaikota Tangsel
Aksi demontrasi yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Pamulang Bersatu mendapatkan pengawalan super ketat dari aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Kota, kepolisian dan TNI wilayah Tangerang Selatan.
Demontrasi yang menuntut transparansi penggunaan anggaran dan evaluasi kantor dinas di dalam hotel menjadi tuntutan utama para pendemo.
Kericuhan terjadi saat salah satu peserta aksi memaksa masuk ke kantor walikota untuk bertemu dan menyampaikan aspirasi secara langsung dengan Walikota yang merupakan pejabat nomor satu di pemkot Tangsel.
Tidak sampai disitu, aksi lempar yang di lakukan mahasiswa mendapatkan perlawanan sengit dari Satpol PP yang berjaga. Selain dari Satpol PP, pihak kepolisian dari Polsek Ciputat Timur ikut mengawal aksi hingga aksi tersebut berhasil di pukul mundur oleh aparat.
Dari point tuntutan yang di kumandangkan melalui speaker pengeras jenis Toa dan spanduk bertuliskan “Hut Tangsel ke 15, Evaluasi Dinas yang berkantor di Hotel”, puluhan mahasiswa diduga melakukan pengerusakan terhadap sarana kantor pemerintah Kota Tangsel.
Armansah Eko, koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Pamulang Bersatu mengatakan, aksi tersebut merupakan aksi yang ketiga. Menurutnya, aksi mengemukakan pendapat yang di lakukannya tidak di gubris oleh pemkot Tangsel.
“Kami telah melakukan aksi jilid III namun tidak ada tindak lanjut dari pemerintah Kota. Kami meminta, Benyamin mundur dari jabatannya karena tidak berani menemui massa aksi,” ucap kordinator aksi di balaikota Tangsel (7/12/2023)
Selain itu, Eko mengancam, aksinya akan berlanjut menuju pemerintahan pusat, untuk mengadukan tindakan yang menurutnya melakukan tindakan represif pada demontrasi yang berlangsung.
“Kita akan melanjutkan aksi demontrasi kepada pusat ibukota negara Republik IndonesiaIndonesia dimana ada perlakuan represif,” terangnya
Mahasiswa juga mengancam, akan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pemeriksaan terhadap pemerintah daerah provinsi Banten dan juga pemerintah Kota Tangerang Selatan.
Di lokasi demontrasi, aksi mahasiswa terpaksa dipukul mundur oleh Satpol PP dan kepolisian juga unsur TNI yang berjaga lantaran mencoba melakukan aksi bakar ban di depan kantor puspemkot Tangsel. Kericuhan kembali terjadi dari adu mulut, dorong-dorongan hingga jual beli pukulan tak dapat di hindari.
Sementara itu di lokasi yang sama, saat di mintai keterangannya, Komisaris polisi (Kompol) Agung, Kapolsek Ciputat Timur menjelaskan, langkah pengamanan gabungan polsek dan polres di turunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang berlangsung.
“Kami bersama tim gabungan polsek dan polres melaksanakan pengamanan aksi unjuk rasa yang di lakukan dari aliansi mahasiswa Pamulang bersatu. Hari ini ada 41 personil, dan di bantu oleh Satpol PP selaku pengamanan di pemerintah Kota Tangsel,” ujar Agung
Di katakan Kapolsek, langkah tersebut di lakukan untuk mengawal aksi yang telah di lindungi konstitusi dalam menyampaikan pendapat di muka umum.
“Sama-sama kita melihat, aksi mahasiswa ingin bertemu dengan bapak Walikota, namun tadi dipertemukan oleh bapak Asda 1 dan sudah terjadi dialog, tapi mahasiswa tetep ingin bertemu dengan pak Wali. Dan memang tadi sudah di sampaikan oleh pak Asda bahwa beliau (Walikota) sedang ada tugas, dan sedang berada di luar,” papar Agung
Saat ditanya soal aksi lemparan yang diduga merusak papan digital running text bagian depan pintu masuk balaikota, ia menyampaikan, fasilitas tersebut milik pemkot Tangsel.
“Itu milik pemkot Tangsel dan memang berguna buat masyarakat untuk menyampaikan informasi, makanya nanti akan kami pertanyakan. Pada intinya kami siap menindak lanjuti bilamana pemerintah kota ada pengaduan,” tandasnya (Adt)