Ciputat
Miris, Rumah Warga Komplek Pertanian Ciputat Kena Gempa Buatan
Warga komplek pertanian Serua, Ciputat yang menolak harga yang telah di sodorkan oleh tim appresal untuk proyek tol Serpong-Cinere diduga mendapatkan intervensi dari pelaksana proyek.
Pelaksaan upaya negoisasi tim appresal PUPR menghadapi jalan buntu, pasalnya harga yang di sodorkan di nilai tidak berdasarkan kajian seperti sebagaimana mestinya.
“Tanah saya di pinggir jalan bang, masuk perumahan, kok sama dengan nilai yang jauh di belakang. Intinya saya menolak, bukankah pemerintah menjanjikan pembebasan ganti untung?” tanya Paul, pemilik rumah. Rabu (20/11/2019)
Upaya negosiasi antara warga dengan tim appresal yang berlangsung sejak 2016 lalu, dianggap belum tuntas, pasalnya pemilik terus melayangkan surat kepada petinggi negara.
“Kami sudah melakukan gugatan-gugatan, dan keberatan, namun pihak PUPR tidak memberi kesempatan untuk menemukan jalan tengah yang baik. Saya melayangkan surat ke Dinas terkait di Tangsel, Walikota Tangsel, sampai dengan bapak Presiden RI Jokowi, namun pihak PUPR tidak mengindahkan gugatan surat tersebut,” ujar Paul melalui pesan WA kepada media
Sementara, kebuntuan yang di alami oleh Paul itu berlanjut dengan terus melaksanakan pembangunan di bibir pelataran rumahnya, hingga menimbulkan gatal gatal pada kulit oleh karena debu yang tebal, dan juga gempa buatan.
“Proses rumah saya bagaimana, kok kesannya saya di tinggal, saya menduga, gaya gaya ini kerap di lakukan sebagai upaya usir paksa. Terlebih alat berat ini menyebabkan seperti gempa bumi bang,” ungkap Paul. (adt)