INDONESIA OKE
Kabar Hoax Ratna Sarumpaet Buat Geger Nasional, Siapa Rugi dan Untung Pilpres 2019 ?
Maraknya berita yang beredar belakangan ini terkait Ratna Sarumpaet (RS) yang dikabarkan dipukuli oleh seseorang menyedot seluruh perhatian publik khususnya media massa, sudah hampir seminggu berita terkait kebohongannya menjadi tranding nasional. Akibat dari kabar hoax tersebut tentunya sangat berdampak kepada elektabilitas salah satu calon yang ikut dalam kontestasi politik di tahun 2019 ini. Lalu siapa yang diuntungkan dan dirugikan dari kejadian tersebut?.
Suudi salah satu politisi muda dari Partai Politik berlambang Ka’bah ikut menyoroti kejadian hoax yang berdampak pada salah satu calon presiden yang ikut berkontestasi saat ini. Menurutnya akibat yang dilakukan oleh RS yang tadinya bakal menjadi pukulan telak bagi lawan politiknya, kini berbalik menghantam muka sendiri.
“Atas kejadian berita hoax besar ini tentunya, membuat pihak Oposisi jauh tertinggal elektabilitas dari lawannya incumbent. Isu Hoax tersebut yang tadinya mau menghantam petahana dengan isu persekusi kini menjdi efek negatif terhadap kubu oposisi,” ujar Suudi yang saat ini menjadi Caleg DPR RI Dapil 8 Jawa Timur dari Partai PPP.
Diketahui bersama RS adalah salah satu anggota tim pemenangan barisan Oposisi, yang dipercaya oleh kandidat nomor urut Dua ini sampai mengadakan konferensi Pers untuk mengusut tuntas kasus yang menimpa RS. Namun tidak disangka kabar tersebut diakui sendiri oleh RS meminta maaf kepada publik atas tindakannya menyebarkan berita bohong tersebut.
Menurut Suudi, dalam Pilpres 2019 sudah dapat dipastikan bahwa sang petahana akan memimpin dua periode. “Sudah dipastikan yang akan menang Petahana dua periode, karena masyarakat akhirnya tau siapa penebar hoax,” imbuhnya.
Lulusan Kajian Ilmu Kepolisian UI ini berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat menjaga stabilitas sosial, jangan sampai akibat Pilpres teman ataupun saudara jadi bermusuhan lantaran berbeda pilihan.
“Dalam pesta demokrasi 2019 ini walaupun kita berbeda pilihan, persaudaraan dan perkawanan tetap harus dijaga. Jangan sampai pemilu dan pilpres menjadi kerugian bagi masyarakat Indonesia, Pemilu hanya 5 tahun sekali, persaudaraan kita selamanya,” harap Suudi menutup wawancara, Kamis, (05/10/18). (red/Dh)