Properti
Pengembang Bikin Rumah Mewah Gampang, Rumah Murah Malah Sulit
18.143.23.153- Pemerintah mengakui saat ini masih banyak pengembang-pengembang nakal khususnya dalam melakukan tugas membangun rumah bersubsidi. Banyak pengembang lebih memilih membangun rumah mewah ketimbang rumah murah bersubsidi.
Menteri Perumahan rakyat Djan Faridz mengatakan, pengembang nakal yang dimaksud adalah pengembang yang tidak menjalankan ketentuan pemerintah untuk membangun rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Pemerintah memberikan ketentuan kepada pengembang untuk membangun rumah dengan sistem 1-2-3 atau hunian berimbang. Artinya, pengembang berkewajiban untuk membangun 3 rumah murah dan 2 rumah menengah saat mereka membangun 1 rumah mewah. Namun di lapangan, penerapannya belum sesuai harapan.
“Pengembang semua nakal, dia tidak melaksanakan kewajibannya. Buat rumah murah cari tanah susah, buat rumah mewah cari tanah gampang. Sampai sekarang belum efektif,” kata Djan kepada detikFinance, Rabu (13/11/2013).
Dikatakannya, pengembang mendapatkan untung yang lebih banyak saat membangun rumah mewah, ketimbang rumah murah atau rumah menengah. Djan mengaku telah membentuk tim yang dianggotai oleh beberapa konsultan hukum untuk mengawasi dan melakukan investigassi kepada pengembang yang tidak melakukan kewajibannya tersebut.
“Kalau yang belum memenuhi kita berikan peringatan, peringatan 1, 2,3 bisa sampai dengan dilanjutkan dengan proses hukum. Selain dicabut izin usaha, ya bisa dituntut. UU kan ada sanksi hukum. Nanti ada laporan, nanti kita kasih lihat. KIta lagi buat pilot project di Jabodetabek, nanti kita umumkan, ini loh pengembangnya,” paparnya.
Namun Djan kecurangan pengembang hanya sebatas kasus itu ssaja. Untuk kasus dugaan korupsi dana Prasarana dan Sarana Umum yang disebut oengamat dipermainkan oleh pengembang Djan membantahnya. Malah menurut Djan, dengan adanya PSU, pembangunan perumahan menjadi lebih lengkap. Pengembang merasa terbantu.
“Kita awasi. Mereka melaksanakan sendiri, jadi mereka rugi kalau mencuri. Mereka hasilnya lebih bagus, karena mereka laksanakan sendiri. Dulu kan kita pakai pemborong, itu ada untung ada potongan segala macam. Kalau sekarang kan tidak ada potongan, hasilnya malah jadi lebar. Kita syaratkan 4 meter mereka bikinnya lebih lebar. Pengembang nggak ngambil untung dari PSU. Justru karena PSU dibantu, mereka berterimakasih sekali,” jelas Djan. (dtk)