BANTEN OKE
Kota Tangerang Tambah Akses Ke Bandara Soekarno-Hatta
18.143.23.153- Pemerintah Kota Tangerang memperbanyak akses menuju Bandara Soekarno-Hatta baik dari Tangerang maupun Jakarta dengan cara membangun jalan baru dan menambah kapasitas jalan yang sudah ada.
Pembangunan infrastruktur ini, selain terkait dengan perluasan dan penambahan kapasitas bandara, juga dilakukan untuk membagi volume kendaraan agar tidak terfokus pada jalan-jalan yang sudah ada selama ini. “Ini adalah bagian dari penambahan ruang jalan, sehingga kemacetan lalu di jalan-jalan utama bisa dikurangi,” ujar Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang, Ikhsan,(22/9).
Ikhsan mengatakan seluruh akses jalan ini terkoneksi dengan jalan-jalan utama lain dan saling terintegrasi dengan sistem moda transportasi umum yang kini sedang dibangun oleh Pemerintah Kota Tangerang. “Sehingga, untuk menuju bandara, masyarakat pengguna jalan punya banyak alternatif,” katanya.
Salah satu jalan baru yang sedang disiapkan adalah Jalan STA II dari Jakarta ke Bandara Soekarno-Hatta. Jalur sepanjang 15 kilometer ini merupakan jalan arteri sekunder atau non-tol yang dimulai dari Rest Area Tol Karang Tengah, perumahan Green Light, Jalan Daan Mogot, hingga Bandara Soekarno-Hatta. Dengan lebar 34 meter, jalan ini akan dibagi menjadi dua lajur. “Saat ini progresnya sudah mencapai 65 persen, target kami akhir tahun ini selesai dan STA II ini sudah bisa dioperasikan,” kata Ikhsan.
Cikal bakal pembangunan Jalan STA 11 ini, kata Ikhsan, sudah direncanakan sejak 2005 silam, tapi baru bisa dieksekusi tahun 2010 ketika pengembang perumahan Green Light meminta membuka akses jalan tembus. “Izin dikeluarkan, dan ruas jalan diperlebar dan diperpanjang hingga menembus Bandara,” katanya.
Akses baru ini, kata Ikhsan, bisa dimanfaatkan pengguna jalan dari Jakarta ke Bandara Soekarno-Hatta dan sebaliknya tanpa melalui jalan tol. “Keluar tol Alam Sutera, terus bisa ke bandara,” katanya.
Akses lain yang disiapkan yaitu jalur Blok Teko yang menghubungkan Neglasari dengan Jatiuwung. Jalan sepanjang 10 kilometer yang terdiri atas tiga segmen ini dibangun untuk mengakomodasi masyarakat di wilayah barat Tangerang agar bisa dengan mudah mengakses Bandara Soekarno-Hatta. “Jalan ini juga dipersiapkan sebagai akses alternatif jalan-jalan utama,” katanya.
Selain membangun jalan baru, Kota Tangerang juga menambah kapasitas jalan ke Bandara Soekarno-Hatta yang sudah ada dengan melebarkan jalur arteri Garuda-Juanda. Sepanjang 400 meter jalur ini diperlebar 15 meter. “Agar visit ratio jalan berimbang,”kata Ikhsan. Visit ratio jalan di Kota Tangerang sudah mencapai 0,82. Artinya, dari 100 persen kapasitas jalan, 80 persen sudah terisi.
Kepala Bidang Pengembangan Sistem Transportasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang Agus Wibowo menambahkan, dengan memperbanyak akses jalan, Kota Tangerang telah menambah ruang dan kapasitas jalan, sehingga volume kendaraan dan kapasitas jalan bisa berimbang. “Yang nantinya akan berimbas pada kelancaran lalu lintas,” katanya.
Penambahan akses ke Bandara Soekarno-Hatta, kata Agus, sangat diperlukan karena terkait dengan rencana perluasan dan penambahan kapasitas bandara tersebut. “Dengan adanya pembangunan Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang bisa menjadi gate domestik dan internasional,” katanya.
Infrastruktur menuju Bandara Soekarno-Hatta juga akan diperkuat dengan pembangunan jalur kereta menuju bandara dan Jalan Tol Outing Ring Road II Kunciran-Bandara yang kini sedang dalam tahap pembangunan. (Baca: KPK Sidak ke Soekarno-Hatta, 14 Orang Digelandang )
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunuko mengatakan akses ke Bandara Soekarno-Hatta memang harus diperbanyak dan disiapkan dari sekarang. Soalnya, berdasarkan rencana pengembangan dan pembangunan bandara, bandara ini akan mampu menampung 61 juta penumpang atau naik 177 persen dibandingkan dengan kapasitas sekarang 22 juta penumpang.
Pembangunan lain yang tengah disiapkan di bandara yang meraih predikat The 4th World’s Most Improved Airports dari Skytrax itu adalah integrated building yang terletak di antara Terminal 1 dan Terminal 2.
Integrated building diproyeksikan menjadi gedung one stop service yang memuat area komersial, mal, hotel, area parkir, stasiun kereta, serta stasiun automated people mover system yang merupakan alat transportasi khusus di dalam bandara. “Pembangunan Bandara Soekarno-Hatta tidak bisa dilakukan sekaligus. Selain ada kendala di pendanaan, bandara harus tetap beroperasi, sehingga pembangunan harus dilakukan bertahap,” katanya. (source via tempo)