Edukasi
Menelusuri Jejak Mataram di Bumi Tangerang Selatan Melalui Sosok Pendahulu Ciputat dan Pondok Ranji. ” H.Isa (Lurah Sodah)”
Oleh: Agam Pamungkas Lubah
Sedikit menguras energi tenaga dan pikiran menelusuri jejak salah seorang Tokoh Ciputat ini. Berjibaku dengan arsip-arsip Belanda dan Nasional demi mencari benang merah Pengaruh Mataram di Bumi Tangerang Selatan. Di samping minimnya literatur arsip, jejak material baik batu nisan dan perkakas kebendaan lainpun sulit didapatkan. Satu-satunya pasfor untuk masuk lebih jauh menggali sejarahnya adl nashab yang ditinggalkan oleh beliau yakni anak cucu dan keturunannya.
Adalah H. Isa. Atau yg lebih dikenal masyarakat dengan sebutan, Lurah Sodah. Setelah mempersunting Hj. Aisyah yg merupakan keturunan Kyai Ranji, dirinya menduduki jabatan sebagai Lurah Pertama di Kampung Pondok Ranji di tahun 1870-1946. Disamping aktifitas beliau sebagai pemimpin wilayah, dirinya juga dikenal sebagai guru ngaji dan mengajari ilmu beladiri aliran Hai Khun kepada masyarakatnya.
Dari hasil pernikahannya dengan Hj.Aisyah yg masih merupakan keturunan Sang Pendiri Cianjur, Raja Wiratanu Sukma, memperoleh beberapa orang anak antara lain;
H.Su’ih, H.Kisam, H.Asep Basri, Mayor Musa dan Munji Efendi.
Yang menarik dari sosok Tokoh yg satu ini adalah menurut ahli waris keturunannya, leluhurnya dikabarkan berasal dari Mataram yg memiliki nashab yang tersambung langsung pada Raden Pranoto Danuningrat.
Di sinilah awal jejak petualangan sy dimulai.
Siapakah Pranoto Danuningrat ? Berdasarkan buku:Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, 1873, tercatat beberapa nama Regent van Magelang (Bupati Magelang) berasal dari trah Mataram.
Di antaranya:
-Danoekromo Alwie, bergelar Danoeningrat I (1812-1816)
-Hamdani bin Alwie, bergelar Danoeningrat II (1826-1962)
-Said bin Hamdani, bergelar Danoeningrat III (1862-1878)
Jika melihat dari trah Danoeningrat yg berasal dari pembesar Magelang yg dipercayakan sbg Bupati, apakah Pranoto Danuningrat berasal dari anak salah seorang Bupati Magelang?Jika benar demikian, maka tak diragukan lagi jika Tokoh Ciputat ini berasal dari darah kebangsawanan Mataram. Itu bisa dibuktikan dengan pepatah, “Buah tak jatuh jauh dari pohonnya”.
Buktinya dirinya bisa membuktikan hal tersebut dengan menduduki jabatan sbg Lurah pertama di Pondok Raji pada tahun 1870-1946.
Bahkan anak2 dari beliau juga sempat berkecimpung di dunia pemerintahan. Ada yg bekerja sbg juru tulis di awal berdirinya Kecamatan Ciputat. Ada yg ditugaskan mendirikan Kec.Rajek Tangerang, bahkan ada yg dipercayakan mengawal acara-acara keagamaan di Sekopol Pasar Jumat dan menjadi imam di Masjid Istiqomah Cempaka Putih hingga akhir hayatnya.
Namun sayang, upaya sy untuk terus menggali siapa dan bagaimana H. Isa ini bisa berada di daerah Pondok Ranji dan menetap hingga meninggalkan banyak anak cucu keturunannya masih membutuhkan waktu yg panjang. Semoga ke depannya saya bisa menemukan data-data serta referensi yg lebih lengkap guna menggali sejarah Tangerang Selatan sebagai khasanah kekayaan sejarah bagi generasi kita di masa yg akan datang…
Referensi:
-Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, 1873
-Land en volk van Java,C.G. Lekkerkeker, 1938
-Hasil diskusi dengan Mang Ade Salamun