Info Tangerang
3 BUMN Bangun Rusun Terintegrasi 3 Stasiun Tangerang Raya
Kiprah BUMN dalam mengatasi masalah backlog perumahan semakin bergulir sehingga dibutuhkan kehadiran negara dalam penyediaan rumah bagi rakyat. Oleh karenanya, BUMN siap mendukung Program Satu Juta Rumah pemerintah pusat pada peningkatan kapasitas penyediaan rumah yang mampu terserap dengan cepat di pasar.
Hal ini dibuktikan oleh sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang meresmikan ground breaking untuk rumah susun (rusun) yang terintegrasi transportasi di tiga stasiun kereta rel listrik (KRL) Tengerang, Banten. Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) rencananya mengembangkan rusun di Stasiun Rawa Buntu, PT Hutama Karya di Stasiun Jurangmangu, dan PT Adhi Karya (ADHI) di Stasiun Cisauk dan ditargetkan selesai pada waktu yang berurutan. Bagi hunian di Stasiun Rawa Buntu akan selesai pada tahun 2020, Cisauk tahun 2021, dan Jurangmangu selesai tahun 2023.
Menteri BUMN Rini Soemarno menghadiri peletakan batu pertama rumah susun terintegrasi stasiun di Rawa Buntu, Tangerang Selatan (Tangsel). Selain Rini, acara itu dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan rusun yang menempel dengan stasiun ini agar memudahkan masyarakat menjangkau KRL Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi kepadatan kendaraan bermotor di jalan raya.
“Maka efisiensi pergerakan sangat dibutuhkan sehingga hunian ini dapat dijadikan inisiasi yang baik. Saya pikir hari ini kita melakukan kegiatan yang membanggakan. Kami ucapkan selamat pada tiga BUMN yang bersinergi dengan luar biasa,” ucapnya saat Ground Breaking di Stasiun Rawa Buntu, Tangsel, Senin 10 Desember 2018.
Sedangkan Direktur Umum Perum Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan pembuatan rusun merupakan bagian dari program sejuta rumah. Program itu merupakan hasil sinergi kerja BUMN.
“Konsep hunian terintegrasi transportasi ini sudah kami lakukan di Stasiun Tanjung Barat Jakarta dan Stasiun Pondok Cina Depok. Ini merupakan hunian terintegrasi ketiga yang kami kembangkan di Stasiun Rawa Buntu,” bebernya.
Proyek yang diberi nama Mahata Serpong itu akan berdiri di lahan seluas 24.626 m2 dengan total unit 3.632 hunian. Tahap pertama dibangun 3 tower dari total 6 tower.
Ketiga tower pada tahap pertama ini, lanjut dia, terdiri dari 1.816 unit dengan bauran 330 hunian subsidi dan 1486 hunian non subsidi.
Tipe yang disediakan yaitu tipe Studio (Semi Gross 21.90 m2), tipe 1 BR (Semi Gross 34.09 m2), tipe 2 BR (Semi Gross 35.98 m2) dan tipe 2 BR+ (Semi Gross 60.47 m2), lanjut Bambang.
Bambang juga menambahkan pembangunan Mahata Serpong akan dilakukan mulai akhir tahun ini dan perkiraan selesai tahun 2020. Saat ini perizinan sudah rampung dan pembelian unit dapat dipesan di kantor marketing Perumnas yang salah satunya berada di Stasiun Rawa Buntu.
PT Hutama Karya (Persero) selaku BUMN Kontruksi mendukung program sejuta rumah melalui anak usahanya PT HK Realtindo (HKR) yang bergerak di bidang Properti dengan mengembangkan hunian terintegrasi transportasi serupa di Stasiun Jurangmangu.
“Total unit yang akan dibangun oleh PT HK Realtindo di kawasan stasiun ini sebanyak 4.510 unit dan akan terbagi menjadi enam tower di atas lahan seluas 4,6 hektare (ha). Total investasi proyek ini sekitar Rp 2,1 triliun,” tutur Bintang Perbowo selaku Direktur Utama PT Hutama Karya.
Pembangunannya akan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama akan dilakukan optimalisasi stasiun dan dibangun tiga tower Apartemen dengan kapasitas sekitar 1.500 unit dengan total investasi sekitar Rp 891 Miliar. Sekitar 30 persen atau sekitar 450 unit, hunian ini untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Jakarta dan sekitarnya untuk bisa memiliki hunian yang layak.
Hunian untuk MBR tersebut akan dijual dengan harga Rp 8 juta per meter persegi dengan luas mulai dari 32 meter persegi.
Saat ini, perizinan hunian terintegrasi Stasiun Jurangmangu masih dalam proses. Pembangunan rencananya akan dimulai pada semester 1 tahun 2019 dan ditargetkan selesai pada tahun 2023. Sedangkan tahap kedua sekitar 2.300 unit akan dilaksanakan setelah seluruh pembangunan tahap pertama selesai dilakukan.
“Di kawasan ini akan dibangun 6 tower dengan 2.641 unit hunian. Tahap pertama, sebanyak 832 unit dengan bauran 300 unit hunian subsidi dan 532 unit non subsidi,” pungkas Budi Harto selaku Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Saat ini, perizinan IMB hunian terintegrasi Stasiun Cisauk masih dalam proses. Proyek dengan total nilai investasi 831 M ini, akan memulai pembangunan tahap 1 dan serah terima ke konsumen di tahun 2021. Untuk hunian bersubsidi, Cisauk Point mengembangkan 2 tower, yaitu tower Jasper dan Agate setinggi 19 lantai dengan jumlah unit mencapai 640 unit. Sedangkan 4 tower lainnya setinggi 26 lantai akan dikembangkan untuk hunian kelas menengah bawah, dengan total unit 2.001 unit.
Sementara Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, daerahnya merupakan daerah pemekaran baru. Keterbatasan lahan menjadi permasalahan utama pemerintah daerah untuk menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat.
“Keterbatasan lahan menyebabkan kami harus kerja keras untuk dorong masyarakat untuk miliki hunian yang tidak hanya horizontal tapi juga vertikal,” imbuh Airin di kesempatan yang sama.
“Diharapkan hunian ini bisa jadi alternatif pilihan untuk masyarakat dapat hunian yang layak huni. Kita harap segera selesai pembangunannya sehingga bisa segera dirasakan masyarakat,” harapnya. (rls/hms/Dh).