Connect with us

Ikhsan Dongkrak Popularitas Lawan Airin, Arsid Pakai Politik Teraniaya

COBLOS

Ikhsan Dongkrak Popularitas Lawan Airin, Arsid Pakai Politik Teraniaya

arsid-elvier218.143.23.153: Publik disuguhi pemberitaan koordinator timses pasangan calon nomor urut 2, Arsid-Elvier, merasa diintimidasi oleh aparat kepolisian. Ketika itu polisi bertugas untuk meminta data seputar visi misi pasangan calon Arsid-Elvier, sekaligus mencari informasi serta mendokumentasikan gambar alat peraga kampanye.

Entah kenapa tiba-tiba berita yang muncul bahwa petugas polisi tersebut melakukan intimidasi. Tak lama kemudian, Kapolres Tangsel, AKBP Ayi Supardan langsung membantah dan menegaskan, bahwa pengumpulan informasi tersebut juga dilakukan kepada seluruh pasangan calon.

Jika merunut rentetan-rentetan atau hiruk-pikuk tiga pekan terakhir, menurut Penggiat Muda Nahdlatul Ulama (NU), Sonny Majid, dibalik kejadian-kejadian tersebut ada sesuatu yang tersurat. “Para timses masih bertarung merebut opini publik,” tegasnya, Kamis (10/9/2015).

Menurut dia, Ikhsan-Li Claudia misalnya, timsesnya terus-terusan membombardir Airin-Ben dengan tema isu dugaan pelanggaran kampanye. Pertanyaannya kemudian? Kenapa timses pasangan calon nomor urut 1 ini lebih memilih pasangan Airin-Ben sebagai pihak yang banyak dilaporkan.

Jika mengacu pada “dinamika kelompok dan politik bunyi-bunyian” pasangan Ikhsan-Li Claudian harus mendongkrak popularitasnya. Caranya bagaimana? Adalah menjadikan Airin-Ben sebagai sasaran tembak lantaran pasangan tersebut merupakan “lawan besar.” Teorinya: “Jika ingin besar cari lawan yang besar, jangan cari lawan yang kecil.” Demikian dikatakan Sonny Majid.

Dengan melaporkan dugaan pelanggaran-pelanggaran Airin-Ben, maka Ikhsan-Li Claudia akan terus ter-ekspose dan menjadi objek liputan media. “Ya, karena Airin-Ben, ingat….adalah pasangan petahana. Mereka inilah “lawan besarnya.” Dengan menyerang terus Airin-Ben, maka Ikhsan-Li Claudia akan semakin dikenal publik,” tuturnya lagi.

Nah…Arsid-Elvier bagaimana? Sebelum membebernya, kita kembali dulu ke belakang saat Arsid berpasangan Andry Taulani ketika Pilkada 2010. Pernah terjadi insiden pelemparan batu ke rumah Andry. Esoknya muncul pemberitaan yang mampu menciptakan opini bahwa aksi pelemparan tersebut dilakukan oleh salah satu tim pasangan calon lainnya. Padahal bisa saja aksi pelemparan batu tersebut disetting sedemikian rupa.

Ketika polisi datang ke rumah koordinator timses Arsid-Elvier, kesan “diintimidasi” kembali menguak ke publik melalui pemberitaan media. Ada pertanyaan menggelitik dari rekam jejak konstelasi pilkada Tangsel sekarang. Keduanya memanfaatkan pasangan “Airin-Ben” sebagai “lawan besar” yang dipakai untuk mendongkrak popularitas.

“Jika timses Ikhsan-Li Claudia memanfaatkan popularitas Airin-Ben untuk menaikkan popularitasnya, sementara Arsid-Elvier masih dengan pola sama, “terkesan teraniaya. Bisa saja demikian,” katanya. (ARH)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top