Connect with us

Gelanggang Budaya Tetap Usung Konsep Green City

Info SKPD

Gelanggang Budaya Tetap Usung Konsep Green City

taman_kota_dua18.143.23.153- Wacana tentang rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) membangun Gelanggang Budaya akhirnya memasuki babak final, setelah sebelumnya menjadi polemik. Salah satu permasalahannyamengenai perbedaan konsep, terbuka atau tertutup.

Akhirnya pemkot memutuskan bahwa konsep desain konstruksi taman yang dibangun di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) tepatnya di Taman Kota II itu, Kecamatan Setu dibuat terbuka. Keputusan tersebut menurut Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany diambil lantaran agar Taman Budaya tetap mengusung Green City.

Dengan perubahan konstruksi tersebut, maka anggaran pembangunan semula mencapai Rp26 miliar kini lebih irit. Pembangunannya hanya menelan anggaran sebesar Rp7 miliar. Demikian dikemukakan Sekretaris Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKBP) Tangsel, Mukkodas Syuhada.

“Konsepnya jadi terbuka bukan tertutup seperti desain sebelumnya. Open space begitu. Anggarannya hanya Rp7 miliar,” ungkapnya belum lama ini.

Kendati dibuat terbuka, Mukkodas menegaskan, bahwa taman budaya tersebut akan tetap menggunakan teknologi canggih. Sejumlah fasilitas yang akan disediakan antara lain: auditorium, ruang rapat, perpustakaan, aphit teather outdoor atau panggung teater multifungsi, display tanaman hias, food court dan sarana ibadah. Bahkan kabar terakhir akan dibuat pula lokasi outbound.

Banyaknya fasilitas yang disediakan di taman tersebut tak lain, agar tidak sepi pengunjung. Harapannya ke depan, kata Mukkodas mengutip pernyataan Walikota Tangsel, Taman Budaya ini bisa menjadi ikon Kota Tangsel. Taman Budaya akan menjadi pusat berkumpulnya anak-anak muda Tangsel untuk menggali kreatifitasnya.

“Pokoknya desainnya fantastis deh,” ujar Mukkodas meyakini.

Sebelumnya, rencana pembangunan Taman Budaya ini sempat membuat gelisah para pengusaha tanaman hias yang sudah lama beraktivitas di kawasan teresebut, lantaran isu penggusuran. Namun hal tersebut dibantah tegas oleh Mukkodas, sebaliknya dengan konsep terbuka, pemkot akan menyediakan display khusus untuk para pengusaha tanaman hias.

“Dengan demikian konsep pemberdayaan ekonominya tetap ada. Penegasan itu sudah disampaikan walikota. Beliau meminta agar kegiatan perekonomian warga setempat tidak terganggu,” tegasnya.

Taman Budaya rencananya menjadi fasilitas ajang kreasi seni dan budaya untuk warga Tangsel. DTKBP mengisyaratkan bahwa pembangunan itu dijadwalkan akan rampung pada 2016 mendatang. Menurut informasi yang dikumpulkan 18.143.23.153, kini tengah memasuki proses lelang.

Airin Rachmi Diany berharap agar warga Tangsel bisa bersikap terbuka dan bisa berdialog dengan pemkot, memberikan masukan terhadap rencana-rencana pembangunan. Karena menurutnya yang terpenting adalah dukungan dari masyarakat.

Ia menegaskan beberapa program pembangunan di Tangsel yang mandek, hal itu disebabkan karena adanya penolakan dari warga. Maka hal itu harus direspon terlebih dulu.

“Pengawasan penting. Karena saya sendiri, bersama Pak Benyamin Davnie tidak akan mampu mengkover semua. Jadi butuh dukungan warga,” tandasnya.

Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangsel, Yanuar yang dimintai tanggapannya mengaku belum mengetahui Detail Engineering Design (DED) Taman Budaya.

“Sampai hari ini saya belum pernah liat DED-nya juga,” demikian Yanuar melalui pesan singkatnya. Saat dihubungi, Yanuar tengah mengikuti Rapat Pimpinan (Rapim) Pemkot Tangsel. (Adv)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top