Connect with us

TangselOke

Tangsel The Series Part 1: Pengembangan Pariwisata Humanis Berbasis Komunitas Lokal

Info Tangsel

Tangsel The Series Part 1: Pengembangan Pariwisata Humanis Berbasis Komunitas Lokal

Kota Tangerang Selatan, 7 Desember 2025 — Konsep pariwisata humanis menjadi sorotan utama dalam gelaran Tangsel The Series Part 1 yang berlangsung di Basecamp Tambi Historia Tangsel, Komplek Taman Eko Wisata Keramat Pulo, Pamulang Timur.

Kegiatan ini menghadirkan berbagai komunitas, pemerhati budaya, serta pelaku pariwisata yang mendorong penguatan identitas lokal dalam pengembangan sektor wisata di Kota Tangerang Selatan.

Pariwisata humanis dipandang sebagai pendekatan yang menempatkan masyarakat sebagai bagian penting dari pengalaman wisata. Konsep ini menekankan hubungan berkualitas antara wisatawan dan warga, mengangkat nilai kearifan lokal, serta mendorong pengalaman yang autentik melalui gerakan CIMOR dan gagasan Tangsel Bercerita.

Pendekatan pariwisata humanis tidak hanya berfokus pada kunjungan ke destinasi, tetapi juga pada pemahaman budaya, interaksi sosial, dan pertukaran nilai. Dengan konsep ini, wisatawan diharapkan memperoleh pengalaman yang lebih personal, sementara masyarakat lokal merasakan manfaat nyata secara sosial maupun ekonomi.

Konsep pariwisata humanis diyakini dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya dan toleransi, mendorong pertukaran budaya antara wisatawan dan warga serta memperkuat perekonomian masyarakat lokal

Beberapa resiko juga dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan nilai budaya. Beberapa implementasi yang telah berjalan antara lain program homestay, tur kuliner yang memberdayakan pedagang kecil, serta aktivitas kreatif komunitas sukarelawan.

Kepala Dinas Pariwisata Tangsel, M. Ervin Ardani, menyambut positif berbagai masukan dari peserta, khususnya dari komunitas Historia Tangsel. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi, sekaligus mendorong pelaku wisata dan komunitas untuk menjadikan Tangsel Bercerita sebagai identitas dalam setiap kegiatan dan event pariwisata.

Perwakilan Historia Tangsel, Ilham, menyoroti perlunya sinergi antar-komunitas serta elaborasi potensi lokal termasuk gagasan menjadikan Susur Sungai Cisadane sebagai kegiatan rutin untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai potensi wisata Sungai Cisadane.

Sementara itu, Daeng Rahmat menekankan perlunya penggalian akar budaya sebagai kerangka dasar dalam merancang program wisata agar menampilkan karakter Tangsel yang sesungguhnya.

Ketua Umum Yayasan Historia Tangsel, Agam Pamungkas Lubah, berharap keterlibatan lebih luas dari berbagai unsur, mulai dari pemerintah, lembaga yudikatif, legislatif, hingga masyarakat. Ia mengatakan kegiatan Tangsel The Series, yang digelar setiap minggu, dirancang sebagai ruang dialog terbuka yang santai dan informatif bagi publik.

Menutup kegiatan, Sekjen Yayasan Historia Tangsel Zaenal Radar mengingatkan kembali rencana pembuatan film pendek mengenai urban legend Nyai Jentiyah wacana yang pernah dibahas dalam agenda NGONSEB tiga tahun lalu bersama Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan.

Ia berharap proyek tersebut dapat dilanjutkan bekerja sama dengan PHRI, sehingga nantinya film dapat ditayangkan di hotel dan pusat perbelanjaan di Tangsel sebagai media edukasi mengenai kekayaan legenda lokal, layaknya tokoh Nyai Dasimah dan Nyi Mas Melati dari Kabupaten Tangerang.(Adt)

To Top
Exit mobile version