Info Tangsel
Moment Perdana Kejari Tangsel didemo, Kepala Kajari Turun Langsung Temui Massa Aksi
Kantor kejaksaan negeri (Kajari) Kota Tangerang Selatan didatangi puluhan massa aksi yang menamakan dirinya Aliansi Ganyang Koruptor (Aligator) untuk menyuarakan beberapa point aspirasi yang menurutnya kiprah institusi tersebut dianggap kecolongan.
Tuntutan massa aksi tersebut diantaranya Kejari Tangsel dianggap “tidur” dalam menangani kasus besar yang sempat terendus oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dugaan korupsi di Dinas Lingkungan Hidup, dugaan kasus pembangunan RSUD Tangsel, hingga tudingan ikut terlibat dalam permasalahan tersebut.
Bayu Wardana, Koordinator massa aksi mengatakan, kedaulatan penegakkan hukum yang dilakukan kejari Tangsel dianggap jalan ditempat. Ia menilai, kejari Tangsel telah gagal secara sistemik dan menuntut adanya evaluasi kinerja.
“Proyek yang diharapkan rakyat pembangunan RSUD Tangsel memakai APBD senilai 235 Milliar patut kita curigai. Karena pemilik ataupun direksinya perusahaan pemenangnya diketahui bermasalah dengan hukum,” ucap Bayu kepada wartawan.(2/10/2025) di kantor kejaksaan negeri jalan promoter, Lengkong Gudang Timur.
Lebih jauh, massa aksi yang didalamnya merupakan gabungan aliansi mahasiswa tersebut juga mendesak Kejari melakukan pemeriksaan intensif dari proyek kedinasan dengan nilai fantastis.
Menanggapi aksi tersebut, Apsari Dewi SH.LL.M., Ph.D kepala kejaksaan negeri Tangsel turun langsung temui massa aksi. Ia menyayangkan, penyampaian aspirasi mahasiswa tanpa disertai bukti pendukung.
“Sebenarnya penyampaian kritiknya baik. Semuanya merupakan masukan untuk kita. Point tuntutannya masih terlalu general ya. Tapi nanti akan kami pelajari. Kalau untuk kinerja kami silahkan pantau IG (medsos) saya,” ujar Dewi saat diwawancara wartawan
Saat dicecar pertanyaan wartawan terkait pengungkapan kasus di wilayah Tangsel, ia juga menyampaikan bahwa jajarannya telah berhasil mengungkap kasus besar ditubuh BUMN. Saat ini pihaknya telah menetapkan tersangka dalam kasus perbankan.
“Tiga bulan lalu kami berhasil mengungkap kasus di BUMN dengan kerugian yang cukup besar. Tapi nanti ya, kalau sudah dilimpahkan baru ya kami informasikan. Kami ini benar-benar menjaga Tangsel, bukan hanya penindakan, bahkan pencegahan sudah kami lakukan,” katanya
Dikatakannya, bukan hanya kasus pidana khusus (Pidsus) dan pidana umum (Pidum), Kejari belakangan ini sangat konsern terhadap kasus anak. Menurutnya, jajarannya sudah berupaya maksimal untuk meminimalisir kekerasan terhadap anak.
“Selama satu (1) tahun ini, kami konsern dalam penuntutan kasus kekerasan, pelecehan terhadap anak. Kami terus berupaya menuntut untuk yang ini dengan tuntutan maksimal yaitu seumur hidup. Namun itu di vonis 20 tahun, kemudian kami banding dan akhirnya dihukum seumur hidup,”ungkapnya
Lebih lanjut ia memaparkan dari kasus yang terjadi di Dinas Lingkungan Hidup Tangsel, menurutnya ada hirarki yang mesti dijaga lantaran kasusnya dimulai dari wilayah Kabupaten Tangerang dan sudah lebih dulu ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Banten.
“Kami tidak tidur kok. Kasus itu kan awalnya dari temuan di Kabupaten Tangerang oleh rekan-rekan di Kejati. Untuk itu kami tidak punya yurisdiksi. Dan peran kami ini melakukan penuntutan bersama-sama Kejati, kita akan sama-sama menyidangkan,” tuturnya.
Ia menambahkan, perkara korupsi yang ditangani Kejari Tangsel tidak berskala kecil.
“Yang kami tangani ini bukan kasus kacangan, nilainya di atas Rp10 miliar,” ujarnya.
Kemudian, Kajari Tangsel menolak anggapan bahwa institusinya tidak bekerja. Menurutnya, publikasi penetapan tersangka dan proses hukum yang berjalan adalah bukti nyata kinerja.
“Kalau dibilang Kejari Tangsel nol kasus, itu tidak benar. Kami sudah tetapkan tiga tersangka dan penyidikan lain masih berjalan. Jangan prejudice, apalagi tanpa data. Saya justru sedih kalau dibilang kami tidak bekerja,” ujarnya.
Ia pun mengimbau masyarakat agar memberikan data dan informasi konkret bila menemukan indikasi pelanggaran hukum.
“Tolong informasikan ke kami. Dengan data, kami bisa bekerja lebih baik. Jangan hanya menilai dari luar. Kalau sampai masyarakat masih bertanya-tanya, berarti komunikasi kami belum sampai. Itu yang akan saya evaluasi,” ungkapnya.
Dari pantauan wartawan di lapangan, puluhan massa aksi mendapatkan sambutan hangat dari seluruh jajaran Kejari Tangsel. Dari pemberian minum dan cemilan ala kadarnya, dan berakhir dengan foto bersama. (Adt)