Connect with us

Buat MoU Lawan Kanker Sejak Dini, Siloam Hospitals dan Pertiwi Tangsel Rajut Kerjasama

Info Tangsel

Buat MoU Lawan Kanker Sejak Dini, Siloam Hospitals dan Pertiwi Tangsel Rajut Kerjasama

Tangerang Selatan, 16 Juni 2025 — Rumah Sakit Siloam bersama Pertiwi Indonesia menjalankan kampanye besar-besaran deteksi dini kanker payudara melalui program “Selangkah” (Semangat Lawan Kanker). Program ini menggandeng berbagai komunitas, termasuk Pertiwi Indonesia tingkat nasional dan wilayah Tangerang Selatan, dalam menyediakan layanan mamografi dan USG payudara gratis kepada perempuan Indonesia.

Direktur RS Siloam Karawaci, dr. Erick Prawira Suhardhi, MARS, menegaskan bahwa deteksi dini menjadi kunci utama dalam penanganan kanker payudara.

“Dengan diagnosis yang cepat, pasien dapat ditangani lebih awal dan berpeluang hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang lebih baik,” ujar Erick saat diwawancara wartawan di Ruang Auditorium Siloam Hospitals, Karawaci, Tangerang.(16/6/2025)

Mamografi dan USG disebutnya sebagai dua metode radiologi yang saling melengkapi dalam mendeteksi adanya tumor. Pemeriksaan ini penting dilakukan secara berkala, terutama bagi perempuan berusia 40 tahun ke atas atau yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker.

Tak hanya mendorong kesadaran, RS Siloam juga memastikan akses layanan pengobatan lanjutan tetap terjamin dan tak perlu khawatir akan dampak radiasi.

“Kami bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jika terdiagnosis, terapi seperti kemoterapi, radioterapi, hingga pengobatan lanjutan bisa dicover BPJS,” imbuhnya.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pertiwi Indonesia Tangerang Selatan yang aktif menjaring peserta dan melakukan sosialisasi di tingkat lokal.

Gloryma Berlian Tandirerung yang akrab dipanggil Lia Tarsis, Ketua Pertiwi Tangsel menyampaikan, kerjasama tersebut lahir dari keprihatinan atas banyaknya kasus kanker yang menimpa perempuan di komunitas mereka.

“Beberapa teman kami harus menyerah pada kanker hanya dalam waktu singkat. Inilah yang mendorong kami segera bertindak,” ungkapnya.

Menurutnya, biaya menjadi salah satu penghambat utama bagi perempuan untuk menjalani mamografi, yang di rumah sakit swasta bisa mencapai hampir satu juta rupiah bahkan bisa lebih.

Program ini menjadi solusi nyata dengan membuka akses pemeriksaan secara gratis. Program Selangkah ini juga bertujuan meluruskan stigma yang keliru bahwa kanker adalah penyakit menular atau memalukan.

“Yang dibutuhkan penderita kanker adalah dukungan moral dan mental. Hati yang gembira juga bagian dari pengobatan,” tegasnya.

Saat ini, pemeriksaan dilakukan secara bertahap di beberapa rumah sakit Siloam yang bekerja sama, termasuk di Tangerang Selatan. Pendaftaran bisa dilakukan melalui akun Instagram resmi Pertiwi Indonesia Tangsel atau langsung ke ONI Cafe di Jalan Bintaro Utama Raya Blok EB1 Nomor 71, yang menjadi titik informasi dan pendaftaran masyarakat.

Program ini direncanakan berjalan hingga Desember 2025, dengan target menjangkau sebanyak mungkin perempuan Indonesia, tanpa batasan kuota resmi.

Kegiatan ini disaksikan langsung oleh ketua umum Pertiwi Indonesia, Sinta Omar, Sekjen Pertiwi Indonesia Dara Izwara Wahid, Ketua Bidang Kesehatan dr Wiwiek Herytha dan Bidang Ekonomi Madiri Riana Kusuma acara kerjasamapun terajut dengan baik dan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan diteksi dini kanker.

Lebih lanjut, Lia Tarsis dan para inisiator program ini menyerukan kepada pemerintah daerah khususnya Dinas Kesehatan, khususnya di wilayah Tangerang Selatan dan daerah lainnya, untuk turut berpartisipasi mengambil peran lebih besar dalam membuka akses pemeriksaan kanker yang lebih luas.

“Perempuan adalah pilar keluarga dan masyarakat. Kesehatan mereka adalah fondasi kesehatan bangsa. Sudah saatnya deteksi dini menjadi gerakan nasional,” pungkas Ketua Pertiwi Tangsel Lia Tarsis.

Sementara itu, Ketua Umum Pertiwi Indonesia, Sinta Omar, menyambut baik kerja sama ini. Ia memberikan apresiasi kepada Pertiwi Tangsel, menurutnya program Selangkah ini memberikan semangat baru bagi kaum perempuan untuk lebih peduli terhadap kesehatannya.

“Dengan dilakukan bersama-sama, para ibu tidak merasa sendiri. Ini bukan sekadar pemeriksaan medis, tapi juga dukungan sosial dan emosional,” ujarnya.

Ia mengakui masih banyak perempuan yang ragu untuk memeriksakan diri karena takut hasilnya positif atau malu menjalani pemeriksaan.

“Padahal, jika ditemukan sejak dini, peluang sembuh jauh lebih besar. Ini soal menyelamatkan hidup,” tandasnya (Adt)

To Top
Exit mobile version