Edukasi
Simak, Cara Ampuh Merawat Bayi Prematur
Bayi prematur adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Ada 4 jenis bayi prematur diantaranya prematur terlambat dilahirkan saat minggu 34-36 minggu, prematur sedang dilahirkan saat minggu ke 32-34 minggu, sangat prematur dilahirkan saat kurang dari 32 minggu, dan prematur ekstrim, dilahirkan sebelum minggu ke-25.
Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis anak, dr. Arum Gunarsih, Sp.A.(K) saat menjadi pemateri dalam webinar “Perawatan Paripurna Bayi Prematur” di RSUD Kota Tangerang Selatan , Rabu (17/11/2021).
Penyebab prematur kebanyakan faktor dari penyakit sang ibu seperti perdarahan, infeksi, trauma fisik atau psikologis, masalah jantung, ginjal, dan Usia Ibu dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun.
“Bisa jadi karena keadaan sosial ekonomi atau lingkungan, ujarnya.
Selain dari faktor sang ibu, kemungkinan juga dari faktor janin seperti kelainan bawaan, Infeksi, kembar, dan ketuban kurang atau berlebih.
Tanda Bayi Prematur
Untuk mengetahui tanda bayi prematur, menurut dr. Arum ada 5 tanda diantaranya:
1. Fisik kulit tipis, rambut halus, berat badan rendah, dan kelamin belum sempurna.
2. Sistem saraf: Reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna, lupa nafas.
3. Sistem pernafasan, pencernaan, jantung, ginjal, dan hati yang belum matang, serta sistem otot atau tulang belum kuat.
5. Sistem kekebalan belum sempurna.
Cara Perawatan
Untuk perawatan bayi prematur, dr. Arum menganjurkan untuk dibawa ke rumah sakit (RS), kemudian akan ditangani dengan cara:
1. Perawatan di ruang NICU/perinatologi.
2. Perawatan di inkubator.
3. Pemberian alat bantu nafas : ventilator/CPAP/oksigen, pemberian infus lewat tali pusat, pembuluh darah tepi, pemberian minum lewat selang lambung.
4. Pemberian antibiotik dan obat-obat lainnya.
5. Pemberian terapi sinar/transfusi darah.
6. Fisioterapi, managemen laktas, memposisikan bayi pemeriksaan penunjang melalui darah, rontgen, USG, qtay ekhokardiografi.
Perawatan Dirumah
Cara perawatan dirumah setelah pulang dari RS, dr. Arum menganjurkan sebagai berikut:
1. Tangani segera jika bayi prematur kedinginan/demam.
2. Perhatikan jadwal dan jumlah pemberian ASI.
3. Kurangi kontak langsung dengan orang sekitar.
4. Jaga kebersihan saat berada di dekat bayi.
5. Berikan bayi prematur imunisasi lengkap.
6. Pastikan waktu tidur bayi optimal.
7. Rutin memandikan bayi.
8. Stimulasi.
Pencegahan Kelahiran Prematur
Agar tidak terjadi prematur, dr. Arum menghimbau kepada ibu-ibu agar memperhatikan:
1. ANC teratur.
2. Pola hidup sehat seperti tidak merokok, tidak konsumsi alkohol dan narkoba.
3. Makan makanan sehat.
4. Mengobati atau menghilangkan faktor risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
5. Mengenali gejala persalinan prematur.
6. Menghindari pekerjaan yang berat.
Dr. Arum mengingatkan kepada para ibu yang mempunyai bayi prematur, untuk memantau tumbuh dan kembangnya.
“Berikan asupan nutrisi yang sesuai dengan usia bayi prematur, lakukan stimulasi yang cukup, dan lakukan imunisasi sesuai jadwal,” tandasnya.
Sementara, dr. Yuni Ekowati, SpKFR, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, menguraikan penjelasan mengenai stimulasi perkembangan motorik kasar pada bayi prematur.
Perkembangan motorik kasar, ucap dr. Yuni, merupakan interaksi yang kompleks dari berbagai sistem tubuh sensori (indra), persepsi (pemahaman), kognisi, kardiorespirasi, otot/tulang sendi, persyarafan, nutrisi, dan perilaku.
“Pada dasarnya, perkembangan anak mempunyai tahapan (milestone) yang membutuhkan kesiapan dari komponen-komponen dasar, untuk menghasilkan yang optimal,” ungkapnya.
Menurut dr. Yuni, perkembangan motorik kasar itu penting, karena mempengaruhi area perkembangan lainnya.
“meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan akademik, dan tubuh yang sehat adalah manfaat dari perkembangan motorik kasar,” paparnya.
Sejatinya, ketrampilan motorik kasar berkembang sejak janin dalam kandungan. Perkembangan motorik kasar dalam kandungan tergantung pada:
1. Kondisi lingkungan dalam kandungan.
2. Pertumbuhan.
3. perkembangan organ janin.
“Dalam hal ini, postur fleksi (menekuk) fisiologis berperan penting dalam perkembangan kemampuan motorik kasar janin hingga bayi baru lahir,” tegasnya.
Motorik Kasar pada Bayi Prematur
Berkaitan dengan bayi prematur, tetap bisa melakukan motorik kasar. Langkah pertama adalah:
1. Pastikan kondisi fisiologis /kondisi medis stabil.
2. Optimalkan postur sesuai perkembangan bayi.
3. Stimulasi sensorik terkait erat dengan perkembangan motorik.
4. Stimulasi gerakan bayi sesuai pola perkembangan bayi.
5. Pastikan anak nyaman, sesuaikan stimulasi dengan respon anak.
Cara yang paling baik stimulasi sensorik yaitu melalui bermain. Sebelumnya pastikan kondisi bayi siap untuk bermain dilihat dari ekspresi wajah rileks dan renang. Selanjutnya lakukan kontak mata, ajak bicara, sudah cukup makan dan tidur, dan popok tidak dalam kondisi basah.
Pada stimulasi kemampuan sensorik, dr. Yuni membagikan tips bermain seperti:
1. Siapkan alas yang rata, padat dan lembut.
2. Posisikan bayi dalam postur fleksi fisiologis.
3. Bermainlah dengan bayi dalam posisi terlentang, tengkurap dan menyamping. Dalam setiap posisi, stimulasi bayi dengan input sensori dan perhatikan respon bayi.
4. Jika bayi merespon dengan baik, lanjutkan stimulasi. Jika respon berlebihan atau tidak ada respon, stop bermain.
5. Gerakkan bagian-bagian tubuh bayi ke arah fleksi/menekuk. Dapat juga dilakukan sebagai gerakan senam bayi.
Dr. Yuni berpesan, walaupun stimulasi menjadi aktivitas sehari-hari, tetap optimalkan waktu tidur, waktu minum, waktu minum, dan yang terpenting berkumpul dengan keluarga.
“Wajah adalah hal yang menarik bagi bayi, letakkan bayi tengkurap di dada kita dan ajak bicara. Saat leher bayi lebih kuat, bayi mulai memperhatikan apa yang ada disekitar. Letakkan bayi di ruangan keluarga agar ia memperhatikan sekitarnya. Jangan lupa, perhatikan dan sesuaikan respon bayi,” pungkasnya.
Untuk perlindungan optimal, apabila ditemukan perkembangan motorik anak yang tidak sesuai dengan rentang usia, segera berkonsultasi ke dokter. (Eno).