Info Tangsel
Pendiri DKTS Tangsel Sayangkan Muskot Pemilihan Ketua Melalui Aplikasi Zoom
Musyawarah Kota (Muskot) dewan kesenian Tangsel yang akan di gelar dalam waktu dekat ini di sesalkan banyak pihak lantaran pemilihan tersebut di laksanakan memakai aplikasi zoom atau virtual daring.
Agam Pamungkas, Pendiri DKTS Tangsel menyangkan marwah organisasi yang harusnya terbuka itu di lakukan melalui aplikasi zoom.
“Pada prinsipnya saya mendukung acara muskot itu di laksanakan guna penyegaran. Yang pertama itu masalah istilah muskot bukan mubes. Dan saya tidak setuju kalau pemilihan ketua periode 2020-2025 itu melalui aplikasi zoom, karena akan menimbulkan kecurigaan pengurus,” kata Agam.
Agam menambahkan, aplikasi zoom yang di pakai oleh panitia ini bisa menghambat demokrasi di internal dewan kesenian Tangsel.
“Saya cukup pesimis jika pelaksanaannya memakai aplikasi zoom. Nanti pesertanya pasti sedikit, para pekerja dan pelaku seni tidak banyak yang paham tentang aplikasi secangih zoom. Marwah yang kami jaga sejak terbentuknya DKTS Tangsel adalah azas keterbukaan, sehingga kita dapat mengenal dan melihat siapa kandidatnya,” tambahnya melalui sambungan Whatsappnya kepada 18.143.23.153
Mantan ketua DKTS Tangsel pertama tersebut juga mengajak kepada pelaku seni agar ikut mencalonkan diri sebagai ketua ataupun pengurus, guna menjaga keterbukaan di internal.
“Silahkan siapapun pengurus atau pegiat seni mencalonkan diri. Kalo saya sih enggalah sudah cukup bang. Saya cukup menjadi pembina saja. Saya sarankan kepada panitia, berikanlah kesan keterbukaan, jangan memberikan kesan pengkodisian pemilihan ketua,” bebernya.
Agam juga menambahkan, acara pemilihan secara langsung juga bisa di lakukan sepanjang kawan kawan tetap menjaga protokol kesehatan yang di sarankan oleh pemerintah Kota Tangsel.
“Berkaca dari acara yang akan selenggarakan pada 30 Agustus mendatang hajat besar acara bazar Tangsel di Jurang Doang, para perupa di Jakarta juga buat acara yang sama, yang penting tidak mengabaikan protokol kesehatan,” cetus Agam.
Selain itu ia berpesan, jika ada kendala terkait penyelenggaraan pemilihan ketua dkts periode 2020-2025 secara langsung dia akan siap memfasilitasinya agar marwah keterbukaan tersebut dapat berjalan secara adil.
“Jika kawan-kawan panitia mengalami kendala keuangan, saya akan selalu siap membantu. Masalah tempat biar saya yang handle, jangan beralasan masalah dana itu alasan klasik, saya bisa bantu carikan,” tegas Agam.
Selain mendapatkan kritikan dari banyak pihak yang di anggap sebagai cara kurang elegan, Agam optimis, siapapun yang terpilih nanti secara terbuka akan mewakili aspirasi para seniman pada umumnya.
“Saya tidak suka memakai cara yang terkesan sembunyi-sembunyi, karena cara-cara tersebut akan melahirkan pemimpin DKTS 2020-2025 yang tidak amanah,” tandasnya. (Adt).