Connect with us

Pelaksana Proyek “Pasar Gintung”, Dinilai Main-Main Oleh Warga Rempoa dan Cempaka Putih

Ciputat Timur

Pelaksana Proyek “Pasar Gintung”, Dinilai Main-Main Oleh Warga Rempoa dan Cempaka Putih

Menindaklanjuti hasil audiensi Garem Putih (Generasi Rempoa Cempaka Putih) pada minggu lalu, Jumat, (01/11/19) dengan Dinas Bangunan dan Penataan Ruang (DBPR) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Lantaran masih ada problem di tataran bawah. Maka dari itu, Garem Putih menjadi fasilitator kordinasi bagi pihak-pihak yang bersangkutan dengan CV Grecia Mangun Jaya selaku pelaksana pembangunan Pasar Gintung di Kantor Kelurahan Rempoa, Cempaka Putih, Jumat, (08/09/19).

Namun sangat disayangkan, pihak Pelaksana Pembangunan “Pasar Gintung,” yakni CV Grecia Mangun Jaya dinilai hanya main-main karena menghadirkan perwakilan yang tidak berkompeten bahkan sama sekali tidak memiliki kebijakan apapun. Seakan “menyepelakan” forum kordinasi yang difasilitasi Garem Putih.

“Garem Putih selaku fasilitator mediasi menyayangkan sikap Pelaksana yang mengkerdilkan forum mediasi yang diamanahkan Dinas Bangunan dan Penataan Ruang kepada Garem Putih. Hal ini dibuktikan bahwa dari sekian banyak tokoh undangan yang hadir justru dari Pelaksana atau CV. Grecia Mangun Jaya diwakili oleh orang yang tidak berkompeten atau tidak dapat melakukan keputusan. Sehingga hasil pertemuan tersebut belum dapat dikatakan Sepakat dan Mufakat,” ujar Dzulfikar selaku Dewan Pembina Organisasi Garem Putih seusai rapat di Kelurahan Rempoa.

Pada rapat kordinasi tersebut dihadiri,
diantaranya Kecamatan Ciputat Timur yang diwakili oleh Bapak Saduni Selaku Kasi Transtib dan Bapak Maryadi, Kelurahan Rempoa yang dihadiri langsung oleh Lurah Rempoa Bapak Zakiudin Nur, Dinas Bangunan dan Penataan Ruang, Bapak Firdaus, juga oleh pihak pelaksana pembangunan Pasar Gintung CV. Grecia Mangun Jaya yang diwakili oleh Bapak Hadi.

Kemudian, dihadiri dari Ketua-Ketua RW dan Ketua RT yang wilayahnya berimbas langsung dengan Pembangunan Pasar Gintung. Serta dihadiri oleh Tokoh Masyarakat dan Organisasi Masyarakat seperti Laskar Pendekar Banten, Front Betawi Rempug, Kembang Latar dan juga dihadiri oleh Babinsa Rempoa Pak Sugeng, Bimas dari Polsek Ciputat Pak Iwan Setiawan.

Pada mediasi tersebut banyak sekali protes-protes keras yang dilayangkan oleh Ketua RW dan Ketua RT terhadap Pelaksana Proyek. “Terkait, tidak koordinasi dan komunikasi dari pihak pelaksana terhadap RW (RW 09 Rempoa dan RW 01 Cempaka Putih) dan RT (05/09 Rempoa dan 04/01 Cempaka Putih) wajar saja jika mereka protes, lantaran tidak ada kordinasi dengan warga setempat, ditakutkannya jika ada warga yang protes dan berupaya menghentikan pembangunan bagaimana?, kita berharap pembangunan tetap berjalan, dan warga setempat juga merasa nyaman dan aman,” jelas Ijung sapaan akrab Dzulfikar.

Pihak Dinas DPBR yang diwakili oleh Pak Firdaus mengatakan pada pertemuan PCM di Dinas Bangunan dan Penataan Ruang pada bulan lalu juga telah memerintahkan kepada Pelaksana agar untuk berkoordinasi dan berkomunikasi secara maksimal kepada stake holder masing-masing.

“Pada pertemuan yang lalu sebelum pembangunan kita sudah meminta untuk koordinasi dengan masksimal baik dengan tokoh masyarakat, instansi-instansi terkait, organisasi kemasyarakatan dan juga kepemudaan. Tapi mungkin dari Pihak Pelaksana belum maksimal atau belum tepat dalam hal tersebut,” terang Firdaus Kasi PPATK DBPR Kota Tangsel. (Dh)

To Top
Exit mobile version