Info Tangsel
Airin Ajak Semua Warga Dan DMI Kota Tangsel Tangkal Radikalisme
Seminar Deklarasi Kebangsaan Dan Musyawarah Cabang Bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dengan tema “Meneguhkan Semangat Kebangsaan Pengurus DKM Se-Tangerang Selatan Untuk Menangkal Radikalisme”. Acara tersebut berlangsung di Aula MAN Insan Cendikia, Jalan Cendikia, Taman Tekno, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan, Minggu (22/10/17).
Hadir juga dalam kegiatan Seminar Kebangsaan tersebut Dr. Gazi Saloom, S. Psi, M. Si (Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Dr. Diana Mutiah, M. Si (Dosen UIN Psikolog Dekan 3 Kemahasiswaan), Heli Slamet (Ketua pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia Kota Tangerang Selatan), Makhmud (Sekretaris Pimpinan Daerah Kota Tangerang Selatan), AKP. Vilawati (Kasat. Binmas. Polres Tangerang Selatan), Drs. Zaenal Arifin (Kepala Kemenag Kota Tangerang Selatan), Dr. Jaka Badranaya, ME (PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Para Pengurus MUI Kota Tangerang Selatan, Para Ketua DMI Kota Tangerang Selatan dan Para Pengurus DMI Kota Tangerang Selatan.
Dr. Jaka Badranaya, ME, Ketua PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memberikan sambutannya mengatakan UIN ini ada di Kota Tangsel, karyawannya kurang lebih seribu orang, UIN mau pakai nama Banten dan bandara pakai nama Banten, kalau UIN memakai nama Jakarta berarti bukan di Kota Tangsel, maka dari itu UIN merasa nasional tapi isunya tidak menasional.
“UIN basisnya masyarakat Kota Tangsel, tiap tahun KKN nya 3000 orang, tahun depan rencananya 4000 orang, sekarang yang kami hadapi masalah administrasinya,” katanya.
Ia berharap kepada Bapeda Kota Tangsel untuk dapat bersinergi.
“Bapeda punya anggarannya, saya punya mahasiswanya, yang kami sudah lakukan sekarang ini KKN di wilayah Tangsel, dan tiap tahunnya sudah ada serta tahun ini sudah punya 5 kelompok, sekarang bermitra berbasis masjid, kita suport digital masjid,” ujarnya dalam sambutan tersebut.
Menurutnya, sekarang ini kita sudah berada di pasar modern yang dapat mengubah generasi muda kita. Radikalisme itu sudah pasti masuk, untuk itu pemuda harus diperkuat dengan ilmu agama yang baik, perkembangan IT akan mengancam kegiatan agama dan seberapa banyak jamaahnya semakin berkurang.
“Hari ini ada isu besar yaitu pasifnya IT infruitmen keagamaan yang ada di indonesia, kyai kyai sekarangpun sudah buka facebook dan tidak perlu betatap muka lagi, dan bisa langsung lewat medsos,” katanya diakhir sambutan.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diany, SH. MH, hadir dalam Seminar tersebut mengatakan bahwa Kota Tangsel masuk dalam zona merah namun tidak memandang rendah kepada bangsa lain.
Menurutnya, radikal sering di bahas di forum dan radikalisme muncul karena adanya iradikalisme dan dengan isu isu sekarang mungkin karena adanya penolakan terhadap ideologi pancasila.
“Dengan adanya acara ini kita bisa menanggulangi masalah radikalisme terutama masalah keagamaan dan kita berfokus kepada DMI, kita juga sudah membentuk lembaga inteligent daerah, ada yang dari kepolisian, Kodim dan Korem, karena apa ? karena banyaknya warga negara asing yang tinggal di wilayah Kota Tangsel yang kita belum tahu apakah ada ijin tinggal atau tidak,” ungkapnya.
Hj. Airin juga menyampaikan bahwa ini perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah kota Tangsel. “Biasanya kita ada jalan sehat bersama dengan berbagai agama baik muslim ataupun non muslim dan kita berjalan saling beriringan, makanya terjadi perselisihan itu karena kurangnya komunikasi dan ini bukan suatu kekurangan akan tetapi ini suatu kekuatan untuk membangun Kota Tangsel, kalau kita mencintai agama memang itu tujuan kita bahwa Pancasila adalah dasar negara kita dan menjadi ideologi bangsa Indonesia. Itulah PR kita sebagai orang tua, dalam mendidik anak anak kita, kini saya minta bantuan kepada DMI yang ada di Kota Tangsel agar bisa mendidik anak anak kita kedalam urusan agama dan bukan kedalam hal hal yang negatif,” katanya.
Ia berharap kepada para ketua DMI yang sudah mempunyai 500 masjid dan mushola di wilayah Tangsel, tujuannya adalah untuk mengurangi radikalisme dan terorisme, kejadian terorisme di babakan lalu itu karena keteledoran bersama sebagai warga Tangsel tapi, beruntungnya dapat ditanggulangi. Dan masjid di Tangsel bisa dijadikan tempat edukasi bagi para anak anak dan masjid bisa dijadikan tempat untuk perbuatan positif. Sukses buat DMI Tangsel yang sudah bekerja dengan baik. (rls)