Ciputat
Kembalikan Arah Perjuangan, PB HMI Gelar Workshop Keindonesiaan
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menggelar Workshop Keindonesiaan di Fifo Resto Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (15/10/2017). Dalam agenda tersebut, naskah perjuangan HMI yang tertuang dalam Basic Demand Indonesia (BDI) dikupas secara kontekstual.
“Kita hari ini sedang kebingungan menentukan arah model perjuangan keislaman dan keindonesiaan. Wacana seperti ini terus bergulir dari era kemerdekaan hingga hari ini. Islam seolah-olah selalu dipertanyakan posisinya manakala menyoal keindonesiaan,” ungkap Fakhruddin Muchtar, salah satu perumus naskah BDI.
Menurutnya, BDI sejak pertama kali muncul sudah memposisikan diri sebagai pedoman perjuangan kader HMI dalam wilayah kebangsaan dan keindonesiaan. Hanya saja, teks BDI hampir tak pernah dilirik dan bahkan terbengkalai.
Hal senada juga disampaikan oleh Mulyadi P Tamsir, Ketua Umum PB HMI “Dengan digelarnya workshop keindonesiaan ini, BDI dilirik dan dikembangkan ulang sesuai konteks hari ini. Mengingat menjamurnya isu SARA dan gerakan-gerakan Islam radikal yang mengancam kesatuan Indonesia, BDI menjadi teks yang relevan dan harus disosialisasikan di seluruh Cabang HMI se-Indonesia sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan NKRI. Dengan demikian arah perjuangan HMI menjadi tegas,” tegasnya.
Ketua Bidang Perkaderan PB HMI, Asep Sholahuddin menyambut baik arahan tersebut, “Kami siap menggelar workshop lanjutan di cabang-cabang (HMI se-Indonesia) untuk mempertajam isi BDI sesuai kebutuhan zaman,” pungkasnya. (Mufl)