INDONESIA OKE
Menhan Minta Peserta Diskusikan Kerjasama Keamanan di Kawasan Asia Pasifik
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, menjadi keynote speech dalam Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) yang digelar Universitas Pertahanan (Unhan) di Hotel Aston, Sentul, Bogor, Rabu (12/07/17).
Menhan Ryamizard Ryacudu, memandang forum pertemuan ini sangat penting untuk memperkuat komunikasi dan dialog interaktif yang produktif untuk secara bersama-sama mencari kesamaan pandangan dalam menghadapi persoalan dan tantangan stabilitas keamanan di kawasan.
Dunia juga sedang dihadapkan pada ancaman malware baru yang sedang populer yaitu ransomware, yang dirancang khusus untuk memeras para pengguna komputer dengan sejumlah uang yang jumlahnya tidak sedikit, agar malware tersebut memberikan akses.
Bagi siapapun, kata Menhan, ransomware sangat merugikan, karena mengganggu kinerja seluruh organisasi dan birokrasi.
“Bila ransomware itu dimodifikasi untuk mengintip isi file, tentu sangat berbahaya dan mempengaruhi keamanan nasional bila yang diserang memuat informasi negara, ” kata Menhan Ryamizard.
Selain itu, isu terorisme semakin berkembang dan telah memasuki tahapan yang sangat mengkhawatirkan.Persoalan ISIS telah berkembang menjadi persoalan dunia, mereka bukan lagi beroperasi di Timur Tengah, telah mampu menerobos sistem keamanan di Eropa dan Asia yang sangat ketat.
Hal itu di buktikan dengan rentetan aksi bom mobil atau bom bunuh diri di Manchester, Indonesia (Kampung Melayu) dan Mesir.
Menurut Ryamizard, dalam mengatasi radikalisme dan ISIS, Indonesia menggunakan strategi pemantapan mindset dengan kembali kepada jati diri bangsa dengan kultur dan budaya yang tertanam sejak dulu, agar tidak tergusur oleh ideologi radikal seperti ISIS.
Untuk menghadapi fenomena tersebut, Kemhan RI telah menyusun strategi pertahanan khas Indonesia yaitu konsep pertahanan semesta yang didukung TNI dan alutsistanya.
Strategi pertahanan tersebut, lanjut Menhan Ryamizard, dibangun berlandaskan hati nurani yang diartikulasikan sebagai strategi pertahanan smart power yang bersifat defensif aktif yang mengkombinasikan kekuatan soft power melalui pendekatan diplomasi pertahanan dengan penerapan kekuatan hard power ke dalam dengan pendekatan sistem pertahanan rakyat semesta.
Konsep semesta ini mengedepankan penguatan jiwa dan identitas bangsa dan semangat kesadaran Bela Negara, yang sudah terbukti ampuh menangkal ancaman yang membahayakan integritas bangsa dan negara Indonesia.
Kesadaran Bela Negara penting ditanamkan kepada seluruh rakyat Indonesia.Karena akan memberikan daya gentar atau detterent effect bagi negara lain yang ingin mengganggu kedaulatan negara Indonesia.
“Sebagai penutup, saya harap seluruh peserta seminar dapat mendiskusikan apa yang saya sampaikan tadi dalam dua topik besar,” ujar Menhan Ryamizard.
Dua topik itu, kata Menhan Ryamizard, yakni Policy to Strengthen the Cooperation in the Field of Security and Stability in Asia Pacifik and Oceana Regions dan Policy to Strengthen the Cooperation in the Field of Human Security and Welfare.
“Silahkan peserta seminar membahas materi yang disampaikan para pembicara dalam dua topik tersebut dari perspektif defense studies atau defense technologies,”tutup Menhan Ryamizard Ryacudu.
Menurut Pengamat Militer Dr Susaningtyas Kertopati, para pembicara dari luar negeri dan dalam negeri sangat konsisten dan kompeten dalam melakukan analisa berbagai isu di kawasan dan asia pasifik dari perspektif pertahanan dan keamanan. (rls/)