Connect with us

Tugu Serpong Dibangun 1949 untuk Peringati Pertempuran Mei 1946

Info Tangsel

Tugu Serpong Dibangun 1949 untuk Peringati Pertempuran Mei 1946

Selasa 27 Desember Tahun 1949, rakyat Serpong gotong royong membangun Tugu Perjuangan di sisi jalan bunderan Pertigaan Cisauk-Serpong (Perancis), Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Tugu tersebut didekasikan masyarakat Serpong untuk memperingati kegigihan para pahlawan saat melawan pendudukan NICA (Belanda). Tepatnya, 26 Mei 1946 pertempuran dengan Belanda pecah.

Sukma Wijaya (56), warga setempat dengan semangat menceritakan peristiwa tersebut kepada tangerangonline.id.

Ia mengaku mengetahui cerita tentang peristiwa pertempuran tersebut dari kakeknya dan beberapa rekan kakeknya yang menjadi pelaku sejarah.
“Abah Karinan, Ende Wais, Abah Toib waktu masih pada ada (hidup) mah sering cerita masalah perang sama Belanda,” tuturnya.

Dahulu kala pasukan dari Kulon (Maja-Banten), yang bermarkas di Sampeuren, Maja Banten, datang ke wilayah Serpong untuk mengusir pasukan NICA (Belanda). Pasukan Belanda saat itu sedang mengolah perkebunan karet di Cilenggang (saat ini PTPN).

Pasukan dari Banten tersebut dipimpin KH Ibrahim atau warga setempat kemudian menyebutnya Ki Kuncung.

“Kakek Saya dulu bilang pasukan Banten itu pasukan Hasbiallah, sebutan Hasbiallah itu, karena setiap jalan melewati hutan-hutan pasukan itu selalu berzikir dengan kalimat Hasbiallah,” ungkap Sukma sampai merinding saat menceritakan hal itu.

Rupanya, menurut penuturan Sukma, kedatangan pasukan Ki Kuncung itu sudah disambut senjata oleh Belanda yang dipimpin tuan Poze. Tak terelakkan pertempuran pasukan Maja dibantu jaro dan rakyat Serpong terhadap Belanda terjadi, sehingga banyak korban berjatuhan.

Belanda yang diwakilkan Tuan Poze mengajak berunding Ki Kuncung.

Setelah pertempuran, warga bergotong royong untuk menguburkan para korban di tempat yang kini disebut Taman Makam Pahlawan Seribu.

Pria paruh baya yang sudah memiliki 5 anak ini menambahkan, ia menegaskan, mengetahui cerita dari peristiwa tersebut lantaran sering bergaul dengan para tetua kampung Serpong.

Di tempat yang berbeda, Bambang, seorang anak veteran membenarkan cerita tersebut. Pasukan yang bertempur di Serpong (pertigaan Cisauk-Serpong) adalah pasukan yang berasal dari wilayah Kulon Banten.

Sedangkan kondisi tugu yang dibangun masyarakat sebagai penghargaan dan peringatan atas perjuangan para pahlawan tersebut, tidak terawat. Bahkan tugu asli dibangun secara gotong berada di tempat semula ini sudah dihimpit bangunan lapak milik warga di sekelilingnya. (source via TangerangOnline.id)

Continue Reading
Advertisement
You may also like...
To Top
Exit mobile version