Info SKPD
Budidaya Jamur Merang Menguntungkan
DPKP pada pertengahan November kemarin, menggelar Pelatihan Budidaya Jamur di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jombang, Kecamatan Ciputat.
Sebanyak 40 perwakilan dari kelompok budidaya jamur mengikuti pelatihan yang dilaksanakan selama 4 hari itu. Mereka dilatih untuk mengetahui cara-cara menanam dengan baik, cara penjualan, cara pemasaran dan lain sebagainya. Apalagi sebelumnya DPKP Tangsel telah memberikan bantuan kepada 6 kelompok budidaya jamur pada tahun 2014.
“Mereka mendapat teori dari nara sumber seperti kementrian pertanian, LIPI, dan praktisi (orang yang membudidayakan kumbung jamur). Kita juga melakukan kunjungan ke lokasi kumbung jamur di Kelurahan Kademangan,” ujar Kepala DPKP Kota Tangsel, Dadang Raharja.
Jika jamur dikelola dengan baik, menurutnya, maka memiliki prospek menjanjikan dan menguntungkan bagi masyarakat. Saat ini permintaan Jamur Merang segar per hari di Kota Tangerang Selatan mencapai 1 ton, tetapi para petani atau pembudidaya hanya sanggup memenuhi kebutuhan pasar sebanyak 400 kilogram atau sekira 30 sampai dengan 40 persen dari kebutuhan yang ada.
Kondisi demikian, pasar Jamur Merang sangat terbuka luas dan peluang bagi pembudidaya di Tangsel untuk memenuhi kebutuhan pasar. “Asal penanganannya secara benar dan profesional, sebab harga jamur merang ini terbilang tinggi,” jelasnya.
Diketahui, harga Jamur Merang bisa mencapai Rp 48 ribu per kilogram. Namun kadang kala harga yang diberikan tengkulak fluktuatif dan membuat harga bisa jatuh turun. Oleh karenanya, pelatihan tersebut penting agar para pembudidaya bisa lebih mengetahui jalur penjualan dan tidak tergantung dengan tengkulak.
“Makanya, kita ingin membuat komunitas budidaya jamur. Sehingga dapat menghasilkan produksi yang bagus dan prospek ke depannya. Mereka juga tahu harus menjual jamur hasil panennya ke mana. Diharapkan mereka bisa langsung menjual ke pedagang,” jelas Dadang.
Hingga saat ini sudah lebih dari sebanyak 25 kelompok pembudidaya jamur di Tangsel. Semakin maraknya jumlah pembudidaya jamur, karena prospeknya menguntungkan dan kondisi geografis Kota Tangsel dinilai cocok untuk menanam jamur. “Asal memposisikan kumbungnya di tempat yang bagus untuk terkena sinar matahari,” terang Dadang.
Dia berharap jumlah masyarakat membudidayakan jamur terus bertambah, selanjutnya menjadikan Kota Tangsel sebagai salah satu sentra penghasil jamur berkualitas dan masyarakatnya bisa meningkatkan taraf perekonomian.
Sedangkan terkait pelatihan, Dadang berharap para pembudidaya bisa menyerap ilmu yang didapat, praktik dan langsung diterapkan. “Kalau ini dilakukan dengan benar, maka ini adalah sebagai salah satu tambahan sumber pendapatan dari mereka,” terangnya.
Sementara salah seorang pelaku budidaya jamur Supriadi mengaku penghasilannya cukup lumayan dalam berbudidaya jamur. Dalam sekali panen saja, Supriadi bisa menghasilkan 230 Kilogram yang dijual Rp 30 ribu per kilogram. (adv)