Info SKPD
Atasi Kekeringan, Pemkot Tangsel Bantu Bangun Sumur Bor
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan, telah menginstruksikan jajarannya di tingkat kecamatan untuk mendata apabila di wilayahnya ditemukan ada lingkungan penduduk yang sudah mengalami kekeringan. Selain sumur bor, di titik kekeringan juga disediakan tempat penampungan air yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat sekitar.
“Saya sudah minta masing-masing Camat untuk memantau, dan dinas terkait sudah harus bersiap-siap mengatasi ancaman kekeringan ini,” jelas Benyamin, Minggu (13/9).
Menurut perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BKKG), musim kemarau tahun ini di wilayah Jabodetabek baru akan berakhir akhir tahun mendatang. Upaya sementara yang sudah dilakukan Pemkot Tangsel untuk menanggulangi dampak kekeringan adalah mendistribusikan air bersih ke daerah kekeringan, dimana ketersediaan air diambil dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Tidak ada batasan pemberian bantuan air bersih di daerah yang terdampak kekeringan. Setiap hari kita suplai. Pemberian pasokan air bersih seperti yang sudah dilakukan di Kelurahan Kdemangan, Setu,” katanya.
Benyamin merencanakan, pembangunan deep well bisa dilakukan hingga kedalaman tanah 200 meter. Dimana kajiannya akan dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) berdasarkan kondisi geografis tanah.
“Di tiap lingkungan pasti kedalaman bor berbeda-beda, tergantung kebutuhan. Kalau pada umumnya, rata-rata air tanah di pemukiman warga paling dalam hanya 30 – 40 meter. Jadi nanti dibuat lebih dalam lagi, supaya jika masuk musim kemarau panjang, pasokan air tidak berkurang atau bahkan kering,” ujarnya.
Upaya lainnya, sambung Benyamin, diperlukan keberadaan daerah tangkapan air tambahan berupa danau dalam skala kecil.
Fungsi area konservasi itu tidak hanya sebagai penyeimbang ketersediaan air saat kemarau, namun juga untuk penampung air memasuki musim penghujan.
“Tahun depan kita (Pemkot Tangsel) bangun area tangkapan air di Kecamatan Serpong menggunakan lahan seluas lima hektare. Anggarannya sudah dicatat tahun ini. Dampak kekeringan tidak hanya dialami di daerah perkotaan saja, tapi bisa juga di daerah-daerah lain seperti Tangsel,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan awak media di RW08, Kademangan, Setu, pembangunan deep well masih berjalan. Di lokasi tersebut, sumur bor dibuat dengan kedalaman 80 meter. Ada empat tempat penampungan air yang disediakan dengan kapasitas daya tampung masing-masing 6.000 liter.
“Sudah seminggu dikerjakan. Nantinya air yang ada dipakai untuk warga RT01,02, dan 03 (RW08) yang saat ini sedang mengalami kekeringan,” terang Iqbal, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat RW08.
Bencana kekeringan di tiga RT tersebut diketahui sudah berlangsung sejak tiga bulan belakangan. Guna memenuhi kebutuhan air, warga mendapat bantuan air bersih dari pemerintah daerah setempat yang didistribusikan dengan mobil tanki milik BPBD Kota Tangsel.
“Setiap hari kita dikirimkan air pagi dan sore. Tiap warga dapatnya enggak dibatasi. Setiap tahun, disini memang lebih cepat kering sumur airnya. Sebelum dapat jatah air bantuan, sempat warga harus membeli air galon untuk kebutuhan minum, mencuci, dan masak,” cerita Yusuf, warga RT01/08 Nomor 10, Kademangan, Setu. (ned/sky)