Info Tangsel
Berita Foto: Puasa Dalam Perspektif Agama-agama
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany yang hadir dan membuka diskusi publik yang digagas oleh seluruh pemuka agama di Tangsel meminta para pemuka agama untuk tetap konsisten memelihara kerukunan dan kenyamanan dalam beribadah.
Ia sangat mengapresiasi langkah-langkah seluruh pemuka agama yang turut andil dalam menggagas acara diskusi ini, sekaligus menjadi cerminan dari motto Kota Tangsel yang dipimpinnya, yakni Religius. “Ini benar-benar mencerminkan kerukunan agama yang ada di Tangsel. Silakan masing-masing berbagi cerita pengalamannya mengenai kewajiban yang dianut, tanpa harus mengundang perdebatan,†ujar Airin.
“Semua agama mengajarkan pesan-pesan kebenaran, toleransi, tenggang rasa, dan saling tolong menolong, Saya sebagai walikota Tangsel juga mempunyai kewajiban untuk memberikan rasa aman dan rasa nyaman kepada seluruh umat beragama dalam melaksanakan ibadah. Kita berharap tetap konsisten menjaga kerukunan dan toleransi antar umat,†ujar Airin disambut aplaus oleh seluruh peserta yang hadir.
“Ketika umat islam satu bulan penuh melaksanakan kewajibannya berpuasa, maka di agama lain juga memiliki kewajiban yang serupa. Satu persatu pemangku agama menjelaskan seperti apa cara mereka berpuasa,†ujar Abdul Rozak.
Pendeta Youke, tokoh Agama Kristern Protestan mengatakan semua agama menggunakan puasa sebagai penghapusan dosa dan sebagai pembuktian atas keimanan seseorang. Hal tersebut banyak dipraktikan dalam agama Islam, Protestan, Katolik, Budha dan agama lainnya.
“Semua ajaran agama adalah sama, kerukunan antar umat beragama penting, jadi kita harus menjaganya,†papar Youke.
Romo Arko SCJ, perwakilan dari Katolik mengatakan, puasa sebagai ketaatan eksternal atau mendekatkan diri kepada Allah, dan sebagai bentuk rasa taat. “Dalam Al-Kitab, Musa, Raja Daud dan Yesus, terlihat dalam pengurangan makanan, pantang pada haru Jumat selama masa pra paskah dalam Katolik Roma,†ujarnya.
Sementara Ida Ketut, tokoh Agama Hindu memaparkan, aturan puasa di Agama Hindu lebih fleksibel. Umat berpuasa pada hari yang berbeda sesuai Dewa mereka. Budha membuat aturan yang sangat keras dalam hal puasa. Yakni, berpantang, makanan dan minuman, selama enam hari dalam setahun. (te/to)