TokohKita
Tangsel Ada Kemajuan, Tapi Tata Ruangnya Harus Segera Dibenahi
“Kemajuan kota harus diimbangi dengan tata ruangnya, sehingga pembangunan yang dilaksanakan terintegrasi,†tutur pria kelahiran Jakarta 2 Mei yang sejak muda hingga kini menjadi aktivis ini. Sebab, jika kemajuan kota tidak diimbangi dengan tata ruang yang baik, hal ini akan membuat Tangsel menjadi kota yang kelak tidak nyaman untuk ditinggali.
Soedhiro mencontohkan, seperti pengaturan sarana kesehatan masyarakat saja. Sepanjang ruas jalan Otista Raya Cimanggis Ciputat hingga Jalan Raya Siliwangi sekitar Perumahan Vila Dago Pamulang, tercatat ada 7 rumah sakit besar yang berdiri. Belum lagi ditambah klinik dan balai pengobatan yang kecil-kecil. “Ini menunjukkan tidak adanya penyebaran sarana layanan kesehatan yang baik, masih terpusat di satu titik,†nilainya.
Seharusnya, sarana kesehatan seperti itu bisa dibagi ke wilayah-wilayah Tangsel lainnya sehingga warga juga tidak terlalu jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Di sisi lain, ia juga menilai ada bangunan yang menempati lokasi yang seharusnya tidak pada peruntukannya. Misalnya, ada rumah sakit yang dibangun di daerah resapan air. Kemudian ada lahan yang harusnya untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial warga perumahan, justru dibangun untuk sarana pemerintah daerah. “Ke depan, hal-hal seperti ini harus dibenahi untuk menghindari kondisi kota yang semrawut dan tidak beraturan,†tegasnya.
Ketua RW 20 Vila Dago Pamulang ini mengatakan, Tangsel harus segera memiliki icon sehingga bisa menjadi kekhasan sebuah kota. Sekarang ini, saat orang menyebut Tangsel, belum ada hal-hal yang khas melekat dalam benak seseorang. “Sebenarnya saya setuju jika anggrek menjadi icon. Apalagi, pembudidaya anggrek di Tangsel sangat banyak. Tapi promosi tentang ini belum dilakukan secara maksimal sehingga belum menjadi kekhasan Tangsel,†tegas suami dari Sriyuni Astuti Kusumawardhani yang memiliki dua putra, Sekartaji Aruningtyas dan Tejo Negoro.
Pihaknya optimistis, Tangsel akan menjadi daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi sangat pesat. Apalagi dengan posisi wilayahnya yang strategis. “Sekarang ini Tangsel menjadi titik pertemuan segala arah, baik dari Jakarta, Bogor maupun Tangerang. Ini membuat Tangsel menjadi strategis,†ujar pria yang dikenal sebagai sosok yang aktif dalam bidang sosial kemasyarakatan yang kini menjadi Koordinator BKM Asri Mandiri yang mengelola PNPM P2KP (program pengentasan kemiskinan perkotaan) ini.
Untuk memajukan kota ini, Soedhiro yang sebelumnya pernah menjadi mantan Ketua Forum RW Vila Dago ini meminta agar Pemkot Tangsel konsen dalam hal pendidikan. Harapannya, Tangsel menjadi kota pendidikan sehingga bisa menghasilkan SDM berkualitas yang mampu menunjang kotanya.
“Perbanyak sekolah-sekolah kejuruan, namun program kejuruan yang dibuka harus disesuaikan dengan kebutuhan SDM di Tangsel,†papar mantan aktivis GMNI yang pernah menjadi dosen dan bekerja di Kemendagri serta staf ahli di DPR-RI ini.
Di lingkungannya sendiri kompleks perumahan Vila Dago, Soedhiro memang dikenal sebagai sosok yang kritis dan memiliki jiwa sosial kemasyarakatan yang tinggi. Ia selalu diminta warga untuk tetap menjadi ketua RW. Karena itu, sudah sejak 15 tahun yang lau, Soedhiro menjabat sebagai Ketua RW. Kini obsesinya adalah membangun sebuah balai warga di lingkungannya. (source via tronline)