Info SKPD
Dinkop Tangsel Kembangkan Kapasitas Pelaku UKM
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memberikan bimbingan termasuk pelatihan secara intens. Harapan outputnya adalah tumbuh kembangnya usaha-usaha masyarakat.
Selain mutu UKM, yang tak kalah pentingnya adalah penguatan terkait pandangan ekonomi kerakyatan yang terakomodir melalui gerakan koperasi.
“Menjadi sangat penting menyatukan kekuatan sumber daya manusia yang saling menunjang dalam menggerakan UKM dan koperasi,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel, Warman Syanudin, dalam sebuah kesempatan.
Warman melihat pendayagunaan kemampuan sumber daya manusia menjadi salah satu aspek yang mendukung struktur perekonomian suatu kota.
Meski demikian tetap, lanjut dia, tanpa adanya fasilitas sarana dan prasarana, tidak akan mampu merealisasikan target tersebut.
“Peran Dinkop-UKM sebagai leading sector, jadi tanggungjawabnya mulai dari pembinaan awal, hingga pemberian bantuan peralatan,” jelas Warman.
Program pemberdayaan itu bersifat sustainable, jadi tidak sporadis. “Masyarakat yang menjadi pelaku UKM dan koperasi bisa tetap eksis.”
Sambil berjalannya program tetap dipantau secara rutin, demikian Warman menegaskan.
Hal tersebut lantaran program tersebut disupport dana APBD yang tak lain merupakan rencana strategis (renstra) yang detailnya tercantum dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
“Sudah sesuai target. Tercatat ada 600 lebih UKM di tujuh kecamatan sudah memperoleh bantuan. Tinggal bersinergi,” tuturnya.
Pada kesempatan sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany menegaskan, produk UKM harus mampu bersaing di pasar bebas. Kondisi tersebut mau tidak mau tak bisa dihindari.
“Terus terang dengan sistem pasar terbuka seperti sekarang maka pelaku UKM dituntut berinovasi. Jika ada ada inovasi baru sudah pasti pemerintah harus mem-back-up,” tandasnya.
Ia menambahkan, pemberdayaan UKM dan koperasi masih menjadi strategi alternatif lapangan kerja. Laju pertambahan penduduk khususnya di Tangsel tak bisa dibendung.
Maka dari itu, Dinkop UKM harus mampu membaca setiap potensi-potensi pasar, terlebih menyangkut produk.
“Bicara produk yang bisa bersaing di pasar korelasinya sudah pasti dengan pendapatan,” tegasnya.
Permasalahan yang kerap dihadapi para pelaku UKM masih berkutat pada soal klasik yaitu modal. Masyarakat cenderung enggan bersentuhan dengan prosedur perbankan.
Selain dukungan dari pemda, Airin mengaku telah banyak berdiskusi agar peningkatan UKM dan koperasi ini juga mendapat dukungan dari Forum CSR Tangsel, selain wacana tentang dimungkinkan atau tidak daerah memiliki Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LKPD) guna menjawab masalah permodalan tadi.
Beberapa daerah diakui dia, sempat melakukan (mendirikan, Red) LKPD. Salah satunya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
“Kita sedang dalami dulu kajiannya. Dari sisi aturan atau perundang-undangannya bagaimana,” paparnya menegaskan. (ADV)