Info Tangsel
Gelanggang Budaya Menuai Dukungan Dari Masyarakat
Ketua Umum Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi Kota Tangsel, Helmi Suhaimi, mengikrarkan dukungannya kepada Pemkot untuk merealisasikan Gelanggang Budaya. Sarana ini sangat penting dibangun, karena bertujuan melestarikan budaya dan kesenian Kota Tangsel.
Dukungan itu disampaikan langsung di hadapan Walikota Airin ketika musyawarah pengurus Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi Kota Tangsel di aula Kopertais, Ciputat.
“Dengan adanya gelanggang budaya, ke depan kebudayaan Tangsel khususnya Betawi akan bisa dijaga dan dikembangkan dengan baik dan bisa memajukan Kota Tangsel lebih baik. Dengan cerdas, Modern,Religius dan lebih berbudaya,†kata Helmi disela acara dihadiri Sekda Dudung E Diredja, Kepala Kesbangpolinmas Salman Faris, serta dosen dan mahasiswa Betawi dari sejumlah perguruan tinggi.
Kesempatan itu, Airin terlebih dahulu disambut kesenian ‘palang pintu’ berharap kepada Forum Kominikasi Mahasiswa Betawi memiliki komitmen sama dengan Pemkot terus melestarikan seni budaya. “Walaupun meleset pada tahun 2014 lalu, tetapi komitmen saya tahun ini tidak boleh lagi Gelanggang Budaya gagal dibangun, karena banyak sekali masyarakat berkeinginan untuk berbudaya, berkesenian,†beber Airin.
Dia kembali menegaskan, Gelanggang Budaya dibanguan di Taman Kota II tanpa meninggalkan fungsi taman sebagai fosos fasum dan lingkungan hijau. Seluruh masyarakat nantinya bisa memanfaatkan sarana itu untuk berekesenian dan berbudaya.
“Sudah disiapkan wadah dan ruang kepada pihak-pihak untuk bisa melakukan kegiatan melestarikan kebudayaan,†jelasnya tak lupa mengucapkan sukses da selamat kepada Ketua Umum Pengurus Pusat FKMB Tangsel Helmi Suhaimi dilantik di kantor Walikota Tangsel.
Fungsionaris Saung Kecapi, Eko Supriyadi selaku komunitas penggiat Gelanggang Budaya dikonfirmasi tentang realisasi pembangunan sarana ini mengaku senang. Pada tahun lalu terjadi penolakan pihak tergusur, juga terusaknya fungsi hutan kota di lokasi. Namuan ketika ada perubahan konsep dengan mempertimbangkan aspirasi pelaku seni da budaya, tentu disambut pofitif.
“Pembangunan Gelanggang Budaya jangan menggusur keberadaan taman hias (seperti nterjadi di konsep 2014 lalu). Pemkot sudah benar jika tak ada penggusuran, seharusanya kaveling tanaman hias itu menjadi bagian melengkapi Gelanggang Budaya nanti,†katanya.
Konsep bangunan Gelanggang Budaya. Diselaraskan dengan fungsi taman kota selama ini. “Optimalkan yang sudah ada di Taman Kota. Seperti keberadaan Amphitheater, panggung teater multifungsi, perlu dioptimalkan saja. Fasilitas lainnya, bisa dilakukan secara bertahap seiring kebutuhan para pelaku seni dan budaya Tangsel,†jelas Eko.
Diberitakan sebelumnya, Gelanggang Seni dan Budaya Tangsel setempat tertunda pembangunannya tahun lalu. Kini Pemkot memastikan sarana tersebut bakal dibangn pada tahun ini kendati konsepnya diubah lebih sederhana dan beranggaran minimal. Jika konsep semula lebih tertutup dengan rancangan ada berbagai ruangan seperti panggung sandiwara dan seni pertunjukan, maka kini ditiadakan.
“Tahun ini konsepnya sedikit berubah, lebih terbuka dibanding konsep tahun lalu. Tahun lalu besar sampai dua puluhan miliar untuk, sementara (konsep tahun ini) akan lebih rendah lagi (7 miliar),†ungkap Airin. (source via TP)